Meski banyak variasi model trompet dari bahan plastik, namun trompet yang terbuat dari kertas masih mendapat tempat di hati warga Surabaya. Seperti salah satu penjual yang berasal dari Jawa Tengah ini yang sengaja setiap tahun tahun baru datang ke Surabaya untuk menjual ribuan trompet yang sudah ia buat.
Parso yang sejak tahun 1971 sudah berjualan di area belakang Grand City ini, mengaku banyak menerima pesanan trompet dari kertas ketimbang dari plastik. Setiap bulan Desember, dirinya memproduksi lebih dari 4.000 terompet untuk dijual sendiri dan dipasok ke pedagang kecil.
"Sebenernya sih ada rasa khawatir takut tersaingi sama trompet yang dari plastik itu. Sempat tahun 2012 dulu mengalami penurunan omzet tapi tidak banyak hanya 25 persenan. Modal 3 juta cuma balik 4 juta, gak sumbut karo kerjoe (tidak sebanding dengan kerjanya)," ungkap Parso pria 62 tahun asal Bulukerto, Jawa Tengah yang saat itu sedang mengelem tropet kertas.
Meskipun sempat mengalami kerugian, hal itu tidak menjadi masalah baginya untuk terus memproduksi trompet dari kertas. Menurutnya, trompet kertas hingga saat ini masih menjadi pilihan masyarakat termasuk dari kalangan menengah keatas.
"Itu gak lama kok, cuma pas pertama muncul saja terompet plastik laku banyak, tapi hingga saat ini orang-orang lebih milih trompet kertas," tambahnya.
Sependapat dengannya, pedagang lain juga mengaku meski ada penurunan hingga 20 persen, namun pedagang trompet yang berjajar ini tetap optimis dagangannya tidak kalah bagus dengan trompet dari plastik.
"Tidak terlalu khawatir, walau pendapatan agak turun, orang-orang ini ya lebih banyak yang beli dari kertas," pungkas Purwanto.
Thomas, salah satu pembeli trompet mengaku lebih suka membeli terompet kertas daripada plastik. "Saya sudah langganan 3 tahun disini (milik Parno), saya lebih suka beli trompet kertas karena lebih murah, cuma Rp 3 ribu dan modelnya bagus-bagus, gak kalah dengan terompet plastik," ujar Thomas yang saat itu membeli 150 buah terompet untuk dibagikan sanak keluarga saat Natal dan tahun baru.
Untuk mengatasi saingan tersebut, pengerajin terompet kertas ini membuat variasi bentuk terompet yang unik-unik. Seperti terompet berbentuk naga yang harganya hanya Rp 10 ribu, terompet marchiband dibanrdol Rp 15 ribu, terompet susun 2 dijual Rp 7 ribu, dan terompet biasa Rp 5 ribu.
(iwd/iwd)