Komunitas club diving ini mengajak tiga orang atlet difabel Jawa Timur untuk belajar menyelam. Ketiganya yakni Hani (18), Oki (20) keduanya atelt difabel lari dan Syamsul Arifin atlet difabel tolak peluru.
Sebelum merasakan sensasi bernafas dan melayang dibawah air kolam renang Surabaya Plaza Hotel, ketiganya diberi pengenalan dan fungsi alat alat selam diantaranya, Bouyancy Control Device (BCD), fin (sepatu katak), masker dan regulator untuk bernafas di dalam air, Sabtu (20/12/2014).
"Awalnya kami ingin berbagi ilmu dan pengalaman ke mereka dalam rangka memperingati Hari Penyandang Cacat Internasional. Dan kami sangat bersyukur mereka ternyata mempunyai semangat yang luar biasa agar bisa diving meski ini baru pertama kali bagi ketiganya," kata Jimmy, instruktur dive A2DC.
Selama melakukan latihan diving, para atlet difabel ini didampingi dua pendamping selama didalam kolam. Benar saja, setelah menjalani 3 kali latihan ketiganya menunjukkan perkembangan pesat meski saat pertama kali kendala yang dialami adalah rasa takut dan susah bernafas.
"Tapi bagi Hani dan Oni yang berlatar belakang sebagai atlet lari sangat membantu untuk bisa seimbang bergerak dalam air," imbuh Jimmy.
(ze/gik)