"Barang bukti yang kami sita dari pelaku adalah dompet yang dalamnya berisi KTP. Lalu akta lahir, HP, dan pisau," ujar Wakapolres Gresik Kompol Alfian Nurrizal kepada detikcom, Kamis (18/12/2014).
Dari HP itulah polisi kemudian menelusuri latar belakang Fuad. Polisi berhasil menelepon kakak Fuad yang ada di NTB. Kepada polisi, kakak Fuad mengatakan bahwa Fuad adalah rombongan TKI dari NTB yang hendak mengadu nasib di Malaysia. Mereka berangkat pertengahan Desember kemarin. Entah kenapa, Fuad berpisah dari rombongannya di Surabaya.
Dari informasi yang dihimpun, Fuad berpisah dari rombongan karena hendak mengunjungi mantan istri dan anaknya di Mojokerto. Fuad memang sudah bercerai.
"Entah bagaimana pelaku bisa sampai di Gresik kemudian melakukan penyanderaan," lanjut Alfian.
Alasan kalah judi dinilai Alfian terlalu mengada-ada. Indikasinya adalah Fuad tak punya uang. HP miliknya pun juga tak punya koneksi internet. "Kalau judi masa nggak punya uang, nggak ada uang di dompet pelaku. Kalau judi online, HP juga nggak bisa dibuat internet," pungkas mantan Kapolsek Gubeng ini.
Saat menyandera, Fuad sempat menyebut dirinya kalah berjudi. Ia kalut karena hendak dibunuh seseorang. Namun sebelum pengakuan itu dikroscek, ia keburu disergap dan tewas ditembak. Polisi akhirnya hanya bisa menelusuri dari keterangan saksi dan barang bukti.
(iwd/try)