Kisah Kasmini Hidup dan Memberi Makan Puluhan Kucing

Kisah Kasmini Hidup dan Memberi Makan Puluhan Kucing

- detikNews
Selasa, 09 Des 2014 10:40 WIB
Foto: Rochmawati
Surabaya - Meski hidup tak berkecukupan, tidak membuat wanita renta ini bosan memberi makan puluhan kucing. Tidak hanya memberi makan kucing di sekitar rumahnya, wanita asal Krian bernama Kasmini ini rela berkeliling Surabaya dengan berjalan kaki atau naik becak.

Sejak pukul 05.00 WIB, wanita yang kini menjadi tukang sapu dengan gaji Rp 5 ribu, sudah terbangun. Tiap bangun tidur ada saja luka goresan di kulit tubuhnya. Luka itu tak lain cakaran manja puluhan kucing yang tidur bersamanya dalam satu ranjang.

"Kalau sudah dicakar-cakar jahil gini, mereka membangunkan saya untuk segera memasak makanan. Terkadang mereka menjilati telinga saya," kata wanita yang pernah bekerja sebagai cleaning service di RS William Booth kepada detikcom, Selasa (9/12/2014).

Di rumahnya yang berukuran 2x1 meter kawasan Jalan Darmo Kali, Kasmini mulai memasak nasi dan lauk pindang layaknya memasak untuk anak-anaknya. Ditemani kucing-kucingnya, Kasmini memasak nasi 2 kg dan menyiapkan bungkusannya. Nasi bungkus itu disiapkan untuk kucing saat Kasmini menyusuri jalan-jalan di Surabaya, khususnya kucing yang terlantar dan kelaparan.

"Kucing kan juga sama dengan kita, sama-sama ciptaan Tuhan. Di hati ya cuma ada rasa kasihan dan sayang. Nasib mereka sama dengan saya, tanpa saudara dan anak cucu yang merawat, jadi mumpung masih hidup saya mau puas-puasin ngeramut dan menyayangi mereka," ungkap Kasmini sembari memberi makan kucingnya.

Di sisa hidupnya Kasmini hanya ingin mencurahkan kasih sayangnya untuk kucing-kucingnya. Bahkan dirinya rela tidak makan agar kucing-kucing tersebut tidak kelaparan.

"Saya cuma berdoa, semoga Tuhan tidak mengambil hidup saya sebelum kucing-kucing saya meninggal. Kalau saya meninggal nanti mereka nggak bisa makan," tambahnya.

Kasmini sadar, gajinya hanya Rp 5 ribu per hari tidak cukup untuk memberi makan puluhan kucing yang ada di Surabaya. Namun dia selalu percaya pasti ada saja rezeki yang akan datang. Walaupun setiap hari dia harus mengeluarkan uang untuk memberi beras dan ikan untuk makan kucingnya.

"Saya nggak kerja apa-apa, tapi setiap hari ada saja rezeki dari orang-orang yang kasian melihat saya. Terkadang mereka memberi saya uang, beras atau nasi. Dari itu kucing-kucing saya tetap bisa makan. Kalau saya tidak terlalu memikirkan diri saya, yang penting kucing ini sudah makan semua saya sudah senang," ujarnya.

Wanita yang hidup sebatang kara ini mengaku tidak tahu kapan pastinya mulai melakukan kegiatan memberi makan kucing. Namun dirinya ingat, sejak 13 tahun lalu saat kerja di Surabaya, dirinya iba melihat kucing di tempat kerjanya banyak yang mati diracun.

"Sudah tidak ingat mulai kapan, yang jelas mulai harga ikan pindang masih Rp 25 sampai sekarang harganya Rp 12 ribu," pungkas nenek yang akrab disapa emak'e kucing ini.

Bila dihitung, sekitar 50 kucing setiap hari diberi makan. 15 Ekor di rumahnya, Jalan Cimanuk 12 ekor, Jalan Darmo Kali 10 ekor, Ciliwung sekitar 10 ekor dan beberapa kucing lain yang ditemukan di pinggiran jalan.

Sesekali saat membeli ikan pindang dan tongkol ke pasar Mangga Dua dan pasar Wonokromo, dirinya juga menyempatkan diri membawa makanan untuk diberikan kepada kucing-kucing yang berkeliaran di area pasar.

Jika pesediaan nasinya masih banyak, dirinya menyusuri jalanan membagikan makanan ke kucing-kucing liar. Itu dilakukan tiap pukul 13.00 WIB dengan menggunakan becak dia. Dirinya tidak akan pulang jika nasi yang dibawanya utuh.

Dengan alat bantu jalan, Kasmini mencari kucing-kucing yang biasanya ia beri makan di daerah tersebut. Saat turun dari becak, kucing-kucing tersebut sudah menyambutnya.

"Biasanya kalau saya datang semua sudah kumpul di sini untuk makan. Saya tunggu saja sampai jam empat, kalau tidak datang juga saya pulang dan langsung lanjut ke Jalan Darmo Kali dekat patung polisi itu. Kalau tidak datang, saya yang resah" ungkapnya.

Keresahan Kasmini bukan tanpa alasan. Dia takut kucing-kucing malang itu ditabrak orang tak bertanggungjawab atau bahkan diracun oleh orang-orang yang sangat membenci kucing. Sering juga Kasmini pulang membawa mayat kucing lantas dikuburkan di dekat rumahnya.

(fat/fat)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.