"Niat pemasangan kisi-kisi memang bagus, agar sampah tidak masuk ke saluran irigasi. Tapi, dengan tumpukan sampah itu justru menyumbat air. Sejak adanya kisi-kisi itu hasil produksi pertanian turun, karena kurangnya pasokan air," kata H Supiyanto, pengurus HIPPA Saluran 1 Situbondo, Minggu (7/12/2014).
Keterangan yang diperoleh detikcom, pelepasan kisi-kisi di Dam Sluice Situbondo dilakukan puluhan pengurus gabungan HIPPA Daerah Irigasi Sampeyan Lama Situbondo. Belasan karyawan PG Wringinanom juga dikerahkan membantu.
Sedikitnya, ada 10 kisi-kisi penahan sampah telah berhasil dibuka dari lima pintu air. Tiap kisi-kisi ditaksir memiliki bobot 200 kilograman. Pelepasan kisi-kisi dilakukan secara manual dan hanya dibantu alat katrol saja.
"Sebelum dibuka, kami bersama pengurus HIPPA sudah datang ke Balai Besar Brantas di Surabaya. Makanya, pelepasan kisi-kisi ini sudah atas rekomendasi Balai Besar Brantas Surabaya," papar Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Situbondo, H Yoyok Mulyadi.
Sebelumnya, beberapa pejabat Balai Besar Brantas Surabaya sempat datang ke Dam Sluice Situbondo. Mereka melihat langsung dampak kisi-kisi di Dam Sluice. Saat itu, Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu-Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air, Ahmad Fauzi mengatakan, kisi-kisi yang dipasang di Dam Sluice itu dibangun melalui program PIRIMP, yang berakhir pada Tahun 2013 lalu.
"Secara teknis, pemasangan kisi-kisi sebenarnya untuk menghindari agar sampah kecil tidak masuk ke saluran irigasi. Tapi para petani mempunyai penilaian lain. Kisi-kisi itu dianggap sebagai penyebab kecilnya debit air. Demi kesejahteraan petani, kami memberikan rekomendasi untuk dilepaskan," papar Fauzi, saat itu.
(fat/fat)