Pembongkaran dilakukan tim forensik RSU dr Soetomo Surabaya, penyidik Kodam V Brawijaya dan subdenpom. Pembongkaran ini dilakukan lantaran keluarga curiga dengan kematian korban. Kopka Andik ditemukan tewas gantung diri di kamar kantor unit intel Kodim 0812 Lamongan, 14 Oktober lalu.
"Selayaknya orang gantung diri, lidah Kopka Andik harusnya menjulur, tapi ini tidak. Ia (Kopka Andik) harusnya juga mengeluarkan sperma maupun tinja, tapi ini celana dalamnya bersih," kata Abu Hanifah, pengacara keluarga sembari menunjukkan 3 foto yang menjadi bukti keluarga atas ketidakwajaran tewasnya Kopka Andik.
Dari bukti foto yang dibawa, pengacara juga memperlihatkan banyak sekali luka lebam di tubuh korban. Terutama di bagian perut dan dada serta bibir pecah bekas pukulan.
"Saat masih di TKP, kondisi korban juga tengah terborgol sesampainya di rumah sakit. Mana mungkin dalam keadaan terborgol seseorang dapat bunuh diri?" tanya Abu dengan nada tinggi.
Keluarga berharap dengan pembongkaran makam ini akan ditemukan fakta-fakta dan pengadilan bisa mengungkap sebenar-benarnya atas kasus ini.
"Kami meminta keadilan. Jika hasil forensik berbeda kami akan terus kejar," pungkas Abu Hanifah.
Sementara dari pantauan di lokasi, keluarga dan warga terus berdatangan dan berkerumun di sekitar makam. Istri korban, Ika Sepdina dan Handoko, mertua korban terus menangis di sekitar makam korban sembari menunggu hasil otopsi yang dilakukan tim forensik.
Kopka Andik ditemukan tewas gantung diri setelah dirinya diperiksa tim intel. Dia dituduh melakukan pelecehan saat memandikan putri Komandan Kodim 0812 Lamongan. Si anak yang masih balita itu mengadu pada ibunya, yang kemudian melaporkan aduan itu ke suaminya (Dandim).
Tim intel akhirnya memanggil Kopka Andik. Namun dia mengelak tuduhan itu. Semula keluarga sempat menghubungi Kopka Andik. Tapi akhirnya keluarga kembali dihubungi dan diberi kabar Kopka Andik meninggal dunia dalam keadaan tangan terborgol. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini