Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mojokerto, Cristiana Indah WW menuturkan, tahun 2014 pihaknya mendeteksi 75 kasus baru penularan HIV/AIDS. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2013 yang terdeteksi 73 kasus baru.
Secara akumulatif, dari tahun 2002 hingga November 2014, tercatat 458 orang di Kota Mojokerto mengidap HIV/AIDS. Menurutnya, penularan terbesar dialami pria hidung belang yang menjadi pelanggan PSK lokalisasi di Kota Mojokerto yang mencapai 46% atau 215 kasus. Setidaknya, 73 orang PSK di lokalisasi tersebut mengidap HIV/AIDS.
Lebih memprihatinkan lagi, tercatat 14 kasus penularan HIV/AIDS dari ibu kepada bayinya. Sisanya, sebanyak 43 orang adalah waria, 15 orang napi, 76 orang ibu rumah tangga, dan 22 orang pengguna narkoba dengan jarum suntik.
"Lokalisasi BC (Balong Cangkring) menjadi tempat penularan HIV terbesar, karena memang penularan HIV/AIDS terbanyak melalui hubungan seksual, yang terbanyak memang dari pelanggan PSK," ungkap Indah kepada wartawan, Senin (1/12/2014).
Penyakit menular yang sulit disembuhkan ini membunuh ratusan orang di Mojokerto. Indah menuturkan, hingga November 2014, dari 458 pengidap HIV/AIDS, 24,5% atau 112 orang diantaranya meninggal dunia. Untuk tahun 2014 saja, dari 75 pengidap HIV/AIDS baru, 5 diantaranya meninggal dunia.
"Tahun 2014 yang kita temukan adalah 75 orang penderita dengan 13-nya adalah warga Kota Mojokerto, dan dari 13 orang itu, 5 orang meninggal," imbuhnya.
Menurut Indah, untuk menekan penularan HIV/AIDS, pihaknya mengaku sebatas melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk berperan aktif melindungi keluarga dan lingkungan dari penularan HIV Aids.
"Selain itu, kami berharap para pengidap HIV Aids berani survive menyampaikan, sehingga penyebaran HIV/AIDS bisa dicegah," pungkasnya.
(fat/fat)