Ketua FKUB Kota Surabaya, Chalimi mengaku, di Kota Surabaya potensi konflik beragama di Kota Pahlawan sebenarnya ada seperti di kota lain. Akan tetapi konflik tersebut dapat dihindari dengan mengedepankan dialog, pendampingan hingga menggelar acara bersama.
"Nah, pagelaran pentas seni ini juga merupakan bentuk dari upaya FKUB untuk memantapkan zero conflict melalui komunikasi budaya," kata Chalimi kepada wartawan di Kantor Bagian Humas Kota Surabaya, Jumat (22/11/2014).
Sementara Ketua Panitia Pentas Seni FKUB Kota Surabaya, Riadi Ngasiran mengungkapkan, dalam pentas seni tahun ini lebih menonjolkan kolaborasi seni tradisional dengan modern yang mencerminkan kebudayaan dari masing-masing agama.
Dalam pentas seni yang akan digelar di Graha Sawunggaling, Lantai VI gedung pemkot Surabaya, Sabtu (22/11) malam akan menampilkan seni tradisional dari seluruh kebuayaan agama masing-masing mulai musik tradisional Konghucu yang akan dikolaborasikan dengan musik modern maupun seni Tari Kipas yang merupakan kebudayaan dan tari tradisional dari umat Budha.
Tidak ketinggalan Seni Hadrah atau Terbangan yang merupakan seni tradisional umat Islam serta penampilan grup angklung lansia anugrah dari Gereja Kristen Indonesia Kota Surabaya.
(ze/fat)