Namun konsumen juga mempunyai alternatif untuk menyiasatinya. Cabai busuk pun jadi pilihan. Selain masih pedas, cabai busuk juga lebih murah daripada cabai segar. Biaya bisa ditekan, untung pun masih dapat.
"Gimana lagi. Cabai lagi mahal-mahalnya," ujar Sapiah kepada wartawan di Pasar Pabean, Kamis (20/11/2014).
Sapiah yang mempunyai usaha warung makan itu mengatakan, harga cabai rawit per kilogram sekarang naik menjadi Rp 50 ribu dari harga sebelumnya yang hanya Rp 25 ribu. Begitu juga dengan cabai merah yang naik dari Rp 30 ribu menjadi Rp 48 ribu. Padahal ia belum menaikkan harga dagangannya.
Karena itulah warga Jalan Sidotopo ini bersiasat. Dia terpaksa membeli cabai busuk yang harganya lebih murah Rp 30 ribu dari harga cabai segar. Cabai busuk, kata Sapiah, sebenarnya tidak busuk. Hanya saja cabai ini penampilannya tidak segar lagi karena sudah berumur 4-5 hari.
"Cabai ini kan dibiarkan jadinya kulit cabainya kadang kering atau basah kalau diungkep (ditutup)," kata Sapiah.
Sapiah sendiri tidak mempermasalahkan penggunaan cabai busuk ini karena cabai itu digiling atau diuleg untuk dijadikan bumbu dan sambal. "Yang penting masih pedas. Kalau untuk disajikan sebagai lalap, ya pakainya cabai segar," lanjut Sapiah.
Tetapi untuk masakannya, Sapiah tidak menggunakan cabai busuk secara keseluruhan, tetapi dia mencampurnya. Untuk 1 kg cabai busuk, dia mencampurnya dengan 0,5 kg cabai segar.
"Semoga harga cabai normal kembali sehingga saya selalu bisa membeli cabai yang segar," pungkas Sapiah.
Pedagang cabai sebenarnya senang juga ada yang membeli cabai busuk. Cabai tersebut adalah cabai lama yang tidak laku-laku. Tetapi para pedagang lebih senang jika ada yang lebih banyak membeli cabai segar.
"Suka jika cabai segar karena lebih untung. Kalau cabai busuk kan untungnya sangat sedikit, atau malah nggak untung," ujar Aisyah, salah satu pedagang cabai Pasar Pabean.
(iwd/fat)