Sembilan pelajar yang diduga menjadi korban pencabulan itu semua kelas IX, antara lain DCF, RDD, Bi, Ko, Sa, Ne, Fa,Dk, dan Re.
Dugaan pencabulan yang dilakukan pada Senin (17/11) saat para korban mengikuti kelas hipnoterapi itu terungkap dari penuturan DCF (15) salah satu korban, kepada kepada orang tuanya, NF (53).
"Siang sepulang sekolah anak saya menceritakan apa yang dialaminya di sekolah sambil menangis," ujar NF saat melapor di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pasuruan Kota.
Menurut NF, anaknya dan delapan siswa lainnya diminta untuk mengikuti kegiatan kelas hypnotheraphy di sebuah ruangan di sekolah. Namun, di rungan tersebut, para siswa ini diraba-raba oleh terapis yang merupakan ketua komite sekolah.
"Sambil nangis, dia kemarin cerita kepada saya kalau dia dan teman-temannya diraba-raba saat mengikuti hypnotheraphy di sekolahnya," terang ayah dua orang anak ini.
Apa yang dikatakan NF mendapat konfirmasi dari anaknya, DCF (15). "Setelah saya dihipnotis mata saya rasanya nggak bisa melek. Tapi saya merasa ada yang meraba-raba," kata gadis berjilbab ini.
RDD (15) yang juga mengaku mendapat perlakuan tidak senonoh oleh terapis berinisial BH mengatakan model terapi yang digunakan BH dengan menyentuh bagian tubuh korbannya.
"Semakin saya raba semakin naik daya rangsang kamu," kata RDD menirukan kata-kata terapis saat memulai menghipnotisnya.
Saat kondisi antara sadar dan terjaga, RDD merasa ada tangan yang mengerayangi tubuhnya. "Jarinya masuk ke dalam baju saya dan kancing baju saya dibuka," terangnya.
Sebenarnya, para siswa sudah melapor ke BK dan diteruskan ke Kepala Sekolah. Namun karena tak ada tanggapan, lima dari sembilan siswa memilih melapor ke polisi.
Laporan dugaan pencabulan dengan terlapor BH, ketua komite sekolah SMP tersebut sduah masuk ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Pasuruan.
Kasatreskrim Polre Pasuruan Kota, AKP Bambang Sugeng mengaku belum mendapat laporan adanya tindakan asusila terhadap para pelajar SMP di kota Pasuruan karena tengah berdinas di luar kota.
(bdh/bdh)











































