Executive Director WEF PISAgro, Laksmi Prasvita, mengatakan, proyek percontohan ini diterapkan sejak Juni 2014 dengan skema kemitraan antara pemerintah daerah dengan swasta. Sebanyak 100 petani lokal dilibatkan untuk menggarap 50 hektar lahan di Desa Jrambe.
"BRI sebagai penyedia modal, Monsanto Indonesia sebagai penyedia benih unggul, serta Cargil sebagai penjamin pemasaran jagung petani," ucap Laksmi dalam acara panen raya jagung dan peresmian kemitraan publik-swasta di lahan jagung Desa Jrambe.
Presiden Direktur Monsanto Indonesia, Mauricio F Amore, mengatakan, proyek percontohan ini menggunakan bibit unggul jenis DEKALB. Hasilnya, pada panen perdana ini diperkirakan produksi jagung petani meningkat 14% per hektar dibandingkan hasil panen sebelumnya. Pada panen jagung perdana ini, dengan lahan seluas 50 hektar bakal menghasilkan hingga 400 ton jagung.
"Rata-rata produksi jagung meningkat dari 7 ton per hektar menjadi 7,97 ton per hektar, peningkatan pendapatan petani Rp 2,9 juta per hektar," ungkap Mauricio.
Sementara Country Head of Cargill Indonesia, Jean Louis Guillou, menuturkan, bakal menyerap seluruh jagung hasil panen petani pada proyek percontohan ini. Jagung petani akan dibeli seharga Rp 2.750-2.900 per Kg.
"Peran Cargill adalah memberikan jaminan pembelian (jagung petani) berdasarkan pada kualitas hasil panen, dan mendukung proses pengajuan kredit kepada bank," tuturnya.
Wakil Kepala Kanwil BRI Mojokerto, Dwidjo Soedono mengaku telah mengucurkan kredit sebesar Rp 305 juta untuk proyek percontohan ini. "Resiko penerimaan kas dapat dikurangi ketika perusahaan seperti Cargill memberikan jaminan pembelian," ungkapnya.
(bdh/bdh)