Para pedagang menuntut uangnya dikembalikan dan terus meneriakkan Kepala Pasar Semampir, Shemy Adi, dengan kata-kata kasar karena merasa dibohongi. Mereka merasa dirugikan dengan penjualan lapak dan bedak dengan harga jutaan rupiah dan meminta uangnya dikembalikan.
"Kamu itu jahat pak, kamu memeras kami yang hanya berjualan rempah-rempah di sini, mau dikemanakan uang kami yang jumlahnya puluhan juta itu. Kami hanya meminta keadilan dan kembalikan uang kami, selama ini kami ditipu," kata salah satu pedagang, H Khalik di depan kepala pasar, Jumat (31/10/2014).
Pihaknya, kata, H. Khalik, menolak direlokasi lantaran tidak sanggup membawa beban dagangannya yang berat diangkat ke lantai dua.
"Selain itu pembeli tidak mungkin mau naik ke lantai dua, mau dikemanakan dagangan ini, sedangkan selama dua hari kalau tidak laku dagangan bisa membusuk," teriak Asiati, seorang pedagang rempah-rempah.
Sementara Kepala PD Pasar Semampir Shemy Adi membantah tudingan dari pedagang. "Saya tidak pernah merasa menjual lapak kepada para pedagang, ini hanya kesalahpahaman saja," akunya.
Shemy mengaku, sebelumnya pedagang rempah-rempah sudah diberi surat peringatan selama 3x24 jam. Mereka harus berpindah ke lantai dua. "Malah pedagang berontak ramai-ramai mengamuk saya," tukas Shemy.
Lain halnya yang diungkapkan oleh Abdullah, seorang pedagang palawija. Menurutnya puluhan pedagang rempah-rempah di pasar tersebut diadu domba oleh pihak pasar.
"Tukang tagih karcis bilang, kalau sampean bayar Rp 2 juta, tidak akan dipindah ke lantai 2. Sedangkan kepedagang lain dia bilang tidak akan dipindah meskipun tidak bayar. Yang jelas yang lain iri, semua tidak sesuai perjanjian dari awal," tegasnya.
Di lokasi, hampir semua pedagang menangis histeris dan berjanji akan melaporkan perilaku kepala pasar ke Bupati Probolinggo minggu depan. Para pedagang berjanji akan melakukan aksi demo ke kantor pemkab setempat. Aksi pedagang sempat membuat kewalahan polisi dari Polsek Kraksaan yang jumlahnya lebih sedikit. (fat/fat)