Aksi warga ini buntut dari penolakan Pemerintah Kota Malang untuk mengembalikan jalur dua arah di jalan tersebut.
"Ini bukti bahwa kami belum sepakat dan tetap menuntut dua arah selama 24 jam," terang juru bicara warga Fery Al Kahfi kepada wartawan di sela-sela aksi.
Sebelumnya, Pemkot Malang enggan memenuhi tuntutan warga dan hanya memberikan keringanan jalur satu arah selama 12 jam. Walikota Malang M Anton juga mengklaim telah mendapatkan dukungan 5 kelurahan dari 6 kelurahan yang terdampak satu arah.
Dalam aksinya, warga dari Kelurahan Penanggungan, Dinoyo, Ketawangede dan Sumbersari, memasang barang seadanya untuk menutup Jembatan Soekarno Hatta. Pertigaan Jalan Gajayana di Kelurahan Sumbersari atau arah barat dari jembatan ikut diblokir warga. Spanduk besar menolak satu arah ikut dipasang warga untuk menyampaikan aspirasinya.
Aparat kepolisian bersiaga mengawal jalannya aksi masyarakat menolak satu arah ini. Rencananya, pemblokiran dilakukan hingga Pemkot Malang mengembalikan jalur dua arah di jalan tersebut. Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Wahyu Setianto menuturkan, jika Pemkot Malang tidak akan merubah kebijakan yang sudah dikeluarkan setahun ini.
"Sesuai keputusan walikota tidak akan berubah. Meski warga memblokir jalan," tegasnya terpisah.
Pemkot Malang menerapkan satu jalur untuk mengurai kemacetan di kawasan Universitas Brawijaya. Perwali Nomor 35 Tahun 2013 itu dianggap warga sudah merugikan dan berdampak pada perekonomian.
(fat/fat)