.webp)
"Semuanya berawal pada Minggu (19/10) saat Rukani membeli kerang simping yang sudah dikupas ke seorang pedagang sayur keliling," ujar Kapolsek Bungah AKP Muchammad Sudirman saat dihubungi detikcom, Selasa (21/10/2014).
Kerang tersebut lalu disimpan di dalam kulkas. Esok harinya, Senin (20/10), Nur Hidayati (35), anak Rukani, hendak memasak kerang simping tersebut untuk sarapan. Tetapi niat itu dicegah Rukani karena Nur sedang sakit.
Sebagai gantinya, Rukani sendiri yang memasak kerang tersebut. Setelah masakan kerang sudah jadi, masakan itu disantap dia sendiri dan ibunya, Muinah (70). Usai makan, kepala kedua orang itu terasa pusing, perutnya mual, dan muntah-muntah.
"Selang waktu antara waktu makan hingga munculnya gejala itu tak lama. Mereka segera dilarikan ke Rumah Sakit Mabarot NU Bungah," lanjut Sudirman.
Menjelang sore, kedua orang tersebut meninggal dalam perawatan dan sore itu juga segera dikebumikan. Usai acara penguburan, suami Nur, Nasihun; anak Nur, Machrus Bachtiar (13) dan saudaranya, Suaini (31) makan kerang tersebut di rumah.
Usai makan, ketiganya juga mengalami gejala sama. Mereka pun segera dilarikan ke RS Mabarot. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Machrus menghembuskan napas terakhir. Nasihun dan Suaini yang sempat dirawat di RS Mabarot akhirnya dirujuk ke RSUD Ibnu Sina.
"Dalam perjalanan menuju RSUD Ibnu Sina, Nasihun meninggal. Sementara Suaini tidak dan hanya dirawat," ujar Sudirman.
Rumah sekeluarga tewas itu di Desa Abir-Abir, Bungah, Gresik. Rumah itu dihuni 7 orang yakni Muinah (70), Rukani, Asrobi (suami Rukani), Nasihun (40), istri Nasihun Nur Hidayati (35), anak pertama Nasihun dan Nur bernama Machrus Bachtiar (13) dan Nabila (anak kedua Nasihun dan Nur).
Empat orang yang makan kerang tewas yakni Muinah, Rukani, Nasihun dan Machrus. Suaini yang kebetulan mampir ke rumah juga ikut makan, namundia tidak ikut tewas. Sementara tiga orang yang tidak makan kerang selamat yakni Nur Hidayati, Asrobi, dan Nabila.
(iwd/fat)
