Poster foto pemimpin baru itu pun laris manis bak kacang goreng. Di Pasar Blauran, penjualan poster presiden dan wakilnya itu pun sudah laris sejak Sabtu (18/10).
"Sebenarnya tiga minggu sebelum dilantik sudah ada yang menanyakan. Jumat (17/10) kemarin juga ada yang menanyakan. Tetapi barangnya kan belum ada," ujar Rizal, pemilik Pigura Setia kepada detikcom di Pasar Blauran, Senin (20/10/2014).
Rizal mengatakan, poster presiden sendiri baru datang pada Sabtu, dan langsung laris. Pada Sabtu kemarin, Rizal menjual sebanyak 50 pasang poster. Pada Minggu (19/10), 20 poster berhasil dijual. Dan pada hari ini hingga pukul 12.00 WIB, sudah ada 40 poster yang berhasil dijual.
"Untuk sementara kami masih menjual poster yang ukuran A4. Sebenarnya banyak juga yang pesan ukuran A3, tetapi barangnya belum ada. Adanya tiga hari lagi," lanjut Rizal.
Rizal menambahkan, yang memesan poster ukuran A4 adalah sekolah-sekolah, instansi, atau perkantoran yang kecil. Sementara untuk instansi atau perkantoran besar biasanya memesan ukuran A3.
Untuk poster A4, Rizal menjualnya seharga Rp 3 ribu. Sementara untuk poster A3, Rizal menjualanya seharga Rp 10 ribu untuk yang kualitas biasa dan Rp 25 ribu untuk kualitas bagus. Selain menjual poster, Rizal juga menjualnya satu paket bersama pigura nya.
"Kalau sekalian sama piguranya untuk ukuran A4, kami menjualnya Rp 25 - 150 ribu, tergantung kualitas piguranya," kata Rizal.
Jika di Pasar Blauran poster Presiden Jokowi-Jusuf Kalla laris, tidak di kawasan Wonokromo. Kawasan yang juga menyediakan poster dan pigura itu malah adem ayem. Bahkan belum ada penjualan poster presiden.
"Kami belum menjual. Logikanya, kok bisa ada gambarnya presiden, padahal orangnya baru dilantik hari ini," ujar Agus Barat, pemilik toko pigura Agus Barata.
Agus mengatakan, poster presiden yang dijual di Pasar Blauran adalah poster tidak resmi. Berdasarkan pengalamannya, poster resmi baru akan keluar setidaknya setengah bulan ke depan.
"Pengalaman lima tahun lalu kan begitu, saat itu ada gambar presiden SBY yang pipinya tampak gembung itu yang tidak resmi. Setelah itu kan ada poster resminya yang penampilannya lebih bagus," lanjut Agus.
Agus menambahkan, poster presiden resmi adalah poster yang dibawahnya ada tulisan 'Setneg'. Dan di Surabaya, poster itu biasanya dicetak dan dikeluarkan oleh dua buah perusahaan percetakan yang ada di kawasan Semut.
"Kemarin saya juga datangi percetakan itu, dan tidak ada. Saya pikir yang ada di Pasar Blauran itu orangnya nyetak sendiri. Gambarnya mungkin mengambil dari foto Jokowi saat jadi Gubernur DKI. Kalau Jusuf Kalla, mungkin itu foto lama saat dia jadi wapres dulu. Kalau sudah masuk komputer kan semuanya jadi mungkin," tandas Agus.
(iwd/fat)