Berikut kronologi kasus pembunuhan tersebut mulai dari penyebab awal hingga tertangkapnya pelaku.
Rabu (15/10/2014), secara tak sengaja kaki Nur tersandung kabel lampu. Akibatnya, lampu di rumah yang sedang direnovasi tersebut mati. Padahal saat itu sedang ada lembur pekerjaan. Awi yang kesal kemudian memarahi Nur sambil memukulnya empat kali. Meski kesal, Nur hanya diam saja dan tak melawan.
Kamis (16/10/2014), pukul 17.00 WIB, Awi sedang duduk santai di teras rumah. Pekerjaan sudah selesai. Tukang lain sudah pulang dan hanya tinggal dia dan Nur yang memang bertugas menjaga rumah besar tersebut.
Tiba-tiba dari arah belakang terayun sebuah batu paving yang diayunkan Nur. Batu itu dipukulkan sebanyak dua kali ke kepala Awi. Awi pun ambruk dengan darah berceceran keluar dari kepalanya. Kekesalan Nur terhadap pria 23 tahun itu ia lampiaskan sore itu juga.
Nur lalu menyeret tubuh Awi ke ruang tengah. Dibiarkan saja Awi yang sedang sekarat itu disana sambil ia berpikir mencari cara mengilangkan jejak. Nur lalu menyeret tubuh Awi lagi ke dapur. Darah yang sempat tergenang di ruang tengah ia taburi dengan semen.
Di dapur, Awi yang masih hidup itu mengerang-erang sambil berusaha menengadahkan kepala hingga darahnya muncrat ke mana-mana. Mengetahui itu, Nur sekali lagi memukul kepala Awi menggunakan paving.
Akhirnya Nur menemukan jalan. Tubuh pria asal Probolinggo itu ia seret menuju septic tank yang ada di garasi. Nur lalu mengangkat tubuh Awi dengan posisi kepala ada di bawah untuk dimasukkan ke lubang septic tank.
Kepala Awi berhasil masuk. Namun Nur kemudian kesulitan karena lengan dan dada Awi tak muat masuk ke lubang septic tank yang hanya berukuran sekitar 30 x 30 cm. Nur pun mengangkat dan menarik kembali tubuh Awi. Nur pun berpikir kembali untuk menghilangkan jejak.
Akhirnya Nur menemukan cara lain. Ia mencongkel paving yang ada di garasi. Kemudian ia menggali lubang di situ. Ternyata Nur hendak mengubur Awi. Setelah lubang yang hanya sedalam 30 cm itu selesai tergali, Nur meletakkan tubuh Awi di dalamnya dengan posisi kepala berada di sisi selatan.
Nur lalu menaburkan semen kering ke seluruh tubuh Awi. Saat itu Awi masih hidup. Kemudian Nur menyiram tubuh Awi dengan air sehingga semen yang ditaburkan menjadi pekat. Setelah diratakan dengan tanah, Nur kembali menata paving untuk menutupi lubang 'kuburan' Awi.
Setelahnya, Nur berniat kabur. Ia membawa seluruh bajunya dan membawa HP milik Awi. Diperlukan sekitar 3 jam bagi Nur mulai dari membunuh hingga menguburkan Awi.
Nur pun kabur ke melalui Terminal Purabaya (Bungurasih). Setelah sempat pulang ke rumahnya di Jombang, Nur kabur ke Kasembon, Malang ke rumah temannya. Di sana, Nur sempat menjual HP milik Awi ke temannya seharga Rp 50 ribu. Dan di situ pula Nur yang hanya lulusan Madrasah Ibtidaiyah itu akhirnya ditangkap polisi yang sudah menguntitnya pada Sabtu (18/10/2014) sekitar pukul 23.30 WIB.
(iwd/iwd)