Saat itu, sejumlah ABK naik ke atas tiang kapal untuk menghubungi keluarganya, di Dusun Talango Desa Brakas kepulauan Raas. Namun tak lama setelah itu, kontak keluarga dengan penumpang kapal tidak bisa dilakukan lagi.
Ini kronologi tenggelamnya KM Jabal Nur, seperti dituturkan nakhoda Salifudin (45), yang ditemukan selamat kepada tim SAR gabungan. Cerita sang nakhoda itu kini dipampang di Posko Tim SAR Gabunga, di Pelabuhan Jangkar.
"Kronologi itu disampaikan korban selamat ke Tim SAR di Pulau Raas, terus disampaikan ke posko di sini," kata Wahyu, salah seorang anggota tim SAR di Posko Jangkar, Kamis (9/10/2014).
Salifuddin juga menuturkan, jika peristiwa tenggelamnya KM Jabal Nur terjadi di Perairan Takat Mas mendekati Sumberkimah. Dari Takat Mas ke lokasi tenggelam sekitar perjalanan 1 jam. Sementara dari lokasi tenggelam ke Sumberkimah perjalanan 15-30 menit. Di lokasi kapal karam itu, terdapat pertemuan arus yang berlawanan. Sehingga para korban terbawa arus ke utara pulau Takat Mas.
KM Jabal Nur adalah jenis kapal kayu tambangan, dengan menggunakan 2 mesin. Satu mesin berukuran 6 silinder, dan satu lagi 4 silinder. Kapal ini biasa melayani pelayaran dengan rute Raas-Dungkek, Sumenep.
Namun, saat karam kapal digunakan untuk acara lamaran (pernikahan) anak angkat H Munif (55), si juragan kapal. Dari Raas kapal bertujuan berlayar ke Sumberkimah Bali. Kapasitas KM Jabal Nur adalah 60 orang.
Sementara upaya pencarian sisa penumpang KM Jabal Nur yang hilang di tengah laut dihentikan sementara. Kapal Resque Boat (RB) SAR 225 Basarnas ditarik dari perairan Raas, lantaran cuaca buruk. Selain angin kencang, ketinggian ombak di tengah laut juga mencapai 4-5 meter.
(fat/fat)