"Apapun alasannya, polisi itu nggak boleh unjuk rasa," kata Sutarman saat melakukan kunjungan di Surabaya, Senin (6/10/2014).
Ia mengatakan, apapun alasannya, hukum tetap ditegakkan dan saat ini tim Propam Polda Jatim turun tangan untuk melakukan pemeriksaan.
"Propam sedang melakukan pemeriksaan di sana. Apa persoalan yang sedang terjadi untuk dilakukan penegakkan hukum. Karena berbuat tidak baik, tentu harus diterima dengan baik untuk perbaikan," tuturnya.
Mantan Direskrim Polda Jatim ini menerangkan, sebagai pimpinan harus selalu berada di tempat. Katanya, jika tidak ada pimpinan di tempat, bisa menimbulkan konflik seperti yang terjadi di Pamekasan.
"Fungsi seorang pimpinan itu sebagai orang tua, sebagai guru, sebagai komandan sekaligus seorang manajer yang harus mengendalikan seluruh resourches yang ada di dalam kesatuannya sendiri, termasuk sumber daya manusia. Itulah pendekatan manajerial yang harus disampaikan pimpinan," ujarnya sambil menambahkan, pada saat aksi unjuk rasa di Pamekasan, Kapolres-nya sedang beribadah haji.
"Ini bukan karena sistemnya berjalan atau tidak. Ini kan ada insiden ketika tidak ada pimpinannya. Kalau ada pemimpinnya, mungkin tidak terjadi seperti ini," tandas mantan Kapolwiltabes (Kapolrestabes) Surabaya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan anggota Polres Pamekasan berunjuk rasa menuntut tiga perwira dipindahkan. Para anggota sudah muak dengan perilaku para perwira yang arogan dan semaunya sendiri, Sabtu (4/10/2014).
Ketiga perwira itu adalah Wakapolres Pamekasan Kompol Hartono, Kabag Ops Kompol Slamet Riyadi dan Kabag Sumda Kompol Sugeng Santoso.
(roi/bdh)