Akibat terjatuh dari ketinggian 9 meter, tulang punggung Saiful Hamdi patah. Korban tewas tak lama setelah dilarikan ke IGD RSU dr Abdoer Rahem Situbondo.
"Dia (korban, red) menebang pohon berdua sama anaknya. Jatuhnya terlentang, makanya tulang punggungnya yang patah. Tadi waktu baru jatuh masih bernyawa," kata Sunarto (44), tetangga korban di rumah sakit, Kamis (2/10/2014).
Keterangan yang dihimpun detikcom menyebutkan, insiden yang menimpa Saiful Hamdi terjadi di depan rumahnya, di Dusun Patrol Desa Tokelan Kecamatan Panji. Karena angin sering bertiup kencang, korban bermaksud menebang pohon mangga agar tidak tumbang.
Korban menebang pohon bersama Masniye (27), putrinya. Saiful Hamdi memanjat pohon mangga hingga ketinggian 9 meter. Sementara anaknya memegang tali di bagian bawah.
Namun, karena tali untuk alat menarik pohon yang ditebang itu terlalu pendek, korban meminta anaknya untuk melepaskan. Saat itu, korban memilih mengayun-ayunkan sendiri dahan pohon yang sudah ditebang agar terjatuh.
Diduga ayunan korban terlalu keras. Sehingga saat dahan pohon itu terjatuh, tubuh korban ikut meluncur ke bawah. Tubuh korban mendarat teras ke tanah dengan posisi terlentang.
Tahu ayahnya terjatuh, Masniye langsung berteriak-teriak meminta tolong. Korban dilarikan ke IGD RSU dr Abdoer Rahem Situbondo oleh sejumlah tetangganya. Namun tak lama setelah dirawat, korban menghembuskan nafas terakhirnya.
"Korban terjatuh sendiri dari atas pohon mangga di depan rumahnya. Korban menebang dahan pohon mangga, karena sekarang angin sering bertiup kencang," tandas Kasubbag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi.
(fat/fat)