Api menghabiskan puluhan hektar tanaman bambu dan semak belukar di 5 blok bukit (puthuk) yang berada di gugus Pegunungan Anjasmoro itu.
Menurut Kasi Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Mojokerto, Didik Soedarsono yang turut dalam pemadaman api, titik api tersebar di 5 lokasi berbeda di Pegunungan Anjasmoro. Yakni di blok puthuk Duro, Gunung Bakal, Puthuk Kencur, Puthuk Sigiran dan Puthuk Sembung.
Diperkirakan api telah membakar puluhan hektar hutan bambu, gembilina dan semak belukar. "Lokasi ini terkahir kali terbakar 3 tahun lalu. Saat ini mayoritas yang terbakar hutan bambu," kata Didik kepada wartawan.
Sementara Komandan Jagawana Tahura Raden Soerjo, Siswaluyo menuturkan, kebakaran hutan lindung ini terjadi sejak Selasa (23/9) lalu.
Api pertama kali muncul di Puthuk Duro yang membakar hutan bambu dan semak belukar. Namun esok harinya, api bisa dijinakkan dan dilokalisir. Sehari kemudian, Kamis (25/9), api kembali muncul dan semakin meluas hingga hari ini.
"Pantauan kami titik api muncul hampir bersamaan di 5 blok dan semakin meluas, sampai hari ini belum bisa kita padamkan," tuturnya. Dia menduga, selain teriknya matahari musim kemarau, ada indikasi api muncul dari pembakaran hutan lindung secara sengaja oleh pemburu.
"Karena titik api muncul hampir bersamaan di beberapa lokasi, kemudian kami pernah memergoki seseorang mebawa senapan buru lari meninggalkan lokasi. Tujuannya agar kijang keluar dari hutan sehingga mudah ditangkap," tandasnya.
Untuk mengatasi kebakaran ini, Tahura Raden Soerjo menerjunkan 34 anggotanya. Seperti di Puthuk Duro, pemadaman api dilakukan secara manual dengan ranting pohon. Selain itu, petugas membuat sekat dengan menebang semak belukar yang telah kering agar api tidak meluas, serta mengandalkan sekat alam berupa jurang dan sungai untuk melokalisir api.
Namun hembusan angin yang kencang, membuat api sulit dipadamkan. Api terlihat semakin menjalar dan membesar membakar hutan bambu dan semak belukar. Suara letusan bambu yang terbakar bersahutan bak medan peperangan. Asap tebal terus mengepul dari lokasi kebakaran.
"Pada siang hari hembusan angin sangat kencang dan cuaca sangat panas, sehingga api cepat meluas, kita malah kuwalahan melokalisir api. Sore nanti kita siapkan anggota untuk bermalam, karena pemadaman efektif malam hari," ucap Siswaluyo.
Menurut Siswaluyo, anggota sudah dibekelai GPS untuk menentukan koordinat lokasi api dan luasan lahan yg terbakar. "Perkiraan kami puluhan hektar," pungkasnya.
(gik/gik)