Kasur yang berwarna merah dan hitam ini dijemur sejak pagi hingga sore hari. Ini dimaknai dengan kebersihan lingkungan dan rumah hingga di tempat yang paling pribadi yakni kasur.
"Karena bersih desa, warga membersihkan lingkungan dan rumah sampai di dalam rumah. Ini juga mewujudkan kebersihan sampai di tempat tidur," ujar tokoh masyarakat Kemiren, Adi Purwadi (48) kepada detikcom, Kamis (25/9/2014).
Kasur berwarna merah dan hitam ini, kata pria yang biasa dipanggil Kang Pur ini, memilki makna yang mendalam masyarakat Kemiren. Merah diartikan sebagai lambang keberanian, sementara hitam, sebagai lambang dari kelanggengan.
"Ini menunjukkan bahwa warga Kemiren sangat menjunjung tinggi tujuan hidup. Orang hidup itu harus berani dan memiliki tujuan yang pasti dalam bentuk kebahagiaan," tambah Kang Pur.
Kasur Kemiren memang ‎khas. Warna dominan hitam berbalur warna merah di pinggir ini selalu diberikan kepada pengantin baru, sebagai simbol dari keteguhan mempelai dalam membina keluarga. Sesuai ukuran atau tumpuk kasur atau biasa dinamai "gembil", kasur bisa menunjukkan kasta atau kesejahteraan pemiliknya.
"Semakin banyak gembilnya, semakin kaya pemiliknya. Biasanya susunan gembil itu ganjil. Tiga sampai sembilan," tandasnya.
(fat/fat)