Saat detikcom, Kamis (18/9/2014) mendatangi kediamamnnya, pria tuna netra ini tengah memperagakan kekebalan tubuhnya dari sengatan listrik. Ia memegang stop kontak yang sudah teraliri listrik.
Saat tubuhnya dites dengan tespen, terlihat lampu tespen menyala merah, yang bertanda jika tubuh Mahfud penuh dengan aliran listrik. Tak terlihar wajah kesakitan atau tanda-tanda orang tersengat listrik pada umumnya.
Sebaliknya, pria dua anak tersebut terlihat sangat menikmati tubuhnya teraliri listrik. Bahkan dengan nada bercanda, sengatan listrik itu dianggap geli seperti digigit semut.
Melihat lampu dalam tespen dalam kondisi menyala, kontan warga yang melihat hal tersebut semakin penasaran dengan kekebalan tubuh yang dimiliki Mahfud.
Menurut pria yang yang sehari-harinya mengelola radio amatir dan menjadi ustadz, dia memiliki ilmu kebal sengatan listrik sejak berusia 25 tahun. Tepatnya saat masih menimba ilmu di salah satu ponpes di wilayah Kabupaten Probolinggo.
"Kekebalan tubuh yang saya miliki adalah semata-mata karena adanya hidayah dari Allah," ujarnya dengan nada merendah.
Uniknya lagi, saat kesehatannya terganggu atau sakit, Ustadz Mahfud hanya memerlukan terapi tubuhnya dengan sengatan listrik. Setelah itu, barulah keluar keringat dan dinyatakan sembuh.
"Saya kalau nggreges (tidak enak badan), saya ambil stop kontak dan menancapkan ke listrik. Tubuh saya seperti dipijet gitu," ujarnya.
(bdh/bdh)