Pantauan detikcom di lokasi, puluhan mahasiswa melakukan orasi di simpang 4 Taman Siswa yang berjarak sekitar 500 meter dari kantor DPRD Kabupaten Mojokerto. Meski hanya segelintir orang, para mahasiswa ini mendapat penjagaan ketat dari anggota kepolisian. Seluruh akses jalan menuju lokasi pelantikan anggota DPRD ditutup.
"Kami meminta agara anggota DPRD yang baru berkomitmen dengan janji-janji mereka saat berkampanye, yakni mengutamakan aspirasi rakyat bukan aspirasi kelompok maupun pribadi mereka," kata Nuraini, koordinator aksi kepada wartawan, Minggu (24/8/2014).
Para mahasiswa menilai, kinerja anggota dewan yang lama hanya mengutamakan kepentingan partai politik pengusungnya. Belum ada hasil kerja yang nyata baik dalam aspek pendidikan, kesehatan dan perekonomian.
"Ironis sekali, anggota dewan mencalonkan diri bukan benar-benar untuk menjadi wakil rakyat, namun dengan politik uang saat pencalonan, ketika terpilih mereka mengutamakan balik modal," imbuh Nuraini.
Menanggapi tuntutan dari mahasiswa, Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto yang baru, Sipon berjanji akan bekerja sesuai isi sumpah janji jabatan. Namun dia tidak memungkiri jika kinerja anggota dewan perlu diperbaiki.
"Namun demikian memang secara kasat mata ada yang perlu diperbaiki, seperti tingkat kehadiran anggota dewan dalam setiap rapat masih rendah," ungkapnya.
Jumlah anggota DPRD Kabupaten Mojokerto periode 2014-2019 lebih banyak dari sebelumnya. Periode baru ini, jumlah anggota dewan menjadi 50 orang. Sedangkan periode 2009-2014 hanya 45 orang.
Kursi anggota dewan periode 2014-2019 didominasi wajah baru. Dari 50 orang anggota dewan terpilih, 26 diantaranya merupakan wajah baru. Sementara 24 lainnya merupakan calon incumbent yang kembali terpilih dalam Pileg April lalu.
"Anggota DPRD lama yang tidak hadir mencapai 20 orang, hanya seorang saja yang hadir," pungkas Sipon.
(fat/fat)