Warga sekitar menamakan tradisi ini dengan sebutan 'Keduk Beji'. Keduk mengandung arti menguras atau membersihkan. Sedangkan Beji nama waduk. Menurut warga, tradisi mandi dan keramas menggunakan lumpur sudah ada sejak ratusan tahun silam.
Tradisi ini berawal saat warga sekitar bergotong-royong membersihkan lumpur yang mengendap di dasar Sendang Tawun. Untuk membersihkan lumpur warga harus berendam dan menyelam ke dasar sendang.
Saking banyaknya lumpur, seluruh badan berwarna putih. Dari situlah akhirnya muncul tradisi mandi dan keramas di dalam Sendang Tawun sambil membersihkan lumpur.
Warga sekitar percaya jika mandi dan keramas menggunakan lumpur, kulit akan menjadi bersih dan halus. Uniknya, tradisi ini bukan hanya dilakukan orang dewasa saja, anak-anak juga banyak yang ikut mengikuti tradisi ini.
"Ini sudah tradisi. Dan warga sini percaya kalau mau mandi dan keramas maka kulit akan bersih dan halus, bahkan ada yang percaya bisa cepat dapat jodoh," ujar Bagas, seorang warga.
Sementara menurut Supomo, sesepuh Desa Tawun, tradisi Keduk Beji merupakan warisan nenek moyang sejak ratusan tahun lalu dan hingga kini terus dilestarikan sebagai tradisi rutin setiap tahun.
"Memang tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Kami melestarikannya sebagai warisan dari nenek moyang kami," jelas Supomo.
Tradisi mandi dan keramas menggunakan lumpur mungkin hanya satu-satunya di Ngawi dan tidak ada di daerah lain. Setiap kali digelar tradisi, ribuan warga berdatangan untuk melihatnya.
(fat/fat)