Dr Harun merasa nama baiknya tercemar dan berdampak langsung terhadap pasiennya. Bahkan, ia mengaku anak dan istrinya kini stres lantaran pemberitaan yang telah beredar luas.
Koran Radar Blitar yang terbit 14 Agustus 2014 tersebut memuat adanya laporan LSM Jihat ke Mapolres Kota Blitar, tentang praktik ilegal yang dilakukan dr Harun. LSM Jihat menuduh dr Harun tidak mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan dan IDI.
"Hari ini saya melaporkan Koran Radar dan ketua LSM Jihat yang telah menfitnah saya. Tuntutan saya ganti rugi Rp 200 miliar. Sebagai ganti kerugian materiil dan immaterial akibat pemberitaan yang tidak benar. Saya sudah mempunyai izin SIP, namun sekarang masih dalam proses perpanjangan," kata dr Harun kepada wartawan di Mapolres Blitar, Jumat (15/8/2014).
Didampingi Ketua LSM Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) Trianto, mereka melapor di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Mapolres Blitar Kota, dr Harun menilai pemberitaan tersebut mengada-ada dan tak menggunakan kaidah jurnalistik.
"Saya tidak pernah dikonfirmasi sebelumnya. Saya tahu pemberitaan tersebut justru dari salah seorang pasien saya lewat SMS. Saya kaget bukan main. Jelas ini merugikan," tambah dr Harun dengan nada kesal.
Akibat pemberitaan tersebut, dr Harun mengaku pasiennya takut untuk berobat.
Sementara itu, menurut Ketua LSM KRPK Trianto, pemberitaan tersebut merupakan upaya pelemahan gerakan karyawan dan dokter Mardiwaluyo yang menuntut perombakan manajemen di RS Mardiwaluyo Kota Blitar.
Dr. Harun dikenal salah satu dokter yang vokal menuntut perombakan manajemen Mardi Waluyo yang dinilai korup.
"Jelas ini adalah serangan balik untuk melemahkan gerakan perombakan manajemen. Karena, yang namanya SIP itu yang tahu hanya pihak manajemen dan IDI. Lha kalau SIP ini tiba-tiba diketahui seseorang (masa berakhirnya), berarti ada pihak yang membocorkan. Saya menduga pihak Mardi Waluyo lah yang melakukan," jelas Trianto dengan lantang.
Trianto menambahkan, laporan LSM Jihat ke Polres Blitar Kota tersebut ternyata hanya fiktif belaka. "Tidak ada laporan (di kantor polisi). Saya sudah cek. Lalu mengapa tiba-tiba muncul di pemberitaan? Ini kan lucu," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini