"Saya baru tahu isinya sembako setelah paket itu dibuka polisi," kata Eddy kepada wartawan di rumahnya Perumahan Wisma Mukti Jalan Klampis Anom II blok G/35, Senin (11/8/2014) malam.
Eddy mengatakan, paket itu awalnya memang diterima oleh pembantunya yang kemudian diserahkan ke dia. Paket berbentuk kotak itu terbungkus kertas coklat. Paket itu memang ditujukan ke alamat rumahnya. Tetapi nama pengirim dan alamatnya tidak dia kenal.
"Itu bikin saya curiga. Terlebih lagi ada amplop coklat yang disertakan dan tulisan Arab yang ditempel di kotak paket," lanjut Edy yang baru satu tahun menjabat sebagai konsul kehormatan.
Secara sepintas tulisan Arab itu memang terbaca Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun. Tetapi jika dibaca lebih teliti, ternyata bukan.
"Bukan Innalillahi, tapi apa gitu lho. Tadi keluarga saya membacanya, dan bukan innalillahi," ujar Eddy.
Di dalam amplop sendiri, terdapat banyak kertas yang berisi bermacam-macam tulisan yang menurut Eddy terbaca aneh. Diantaranya tertulis bahwa ada kenalan Eddy di Jakarta yang adalah anggota PKI dan telah dua kali melakukan kudeta. Suruhan untuk berzakat mal. Dan permintaan tebusan sebesar Rp 60 triliun.
"Isi kertasnya aneh-aneh. Setelah kardusnya dibuka, ternyata isinya sembako," tandas Eddy.
(bdh/bdh)











































