Kangen Masakan Banyuwangi, Pemudik Rela Antre Sego Cawuk

Kangen Masakan Banyuwangi, Pemudik Rela Antre Sego Cawuk

- detikNews
Kamis, 31 Jul 2014 10:21 WIB
Foto: Ardian Fanani/detikcom
Banyuwangi - Udara dingin pagi di Banyuwangi menyentuh hingga tulang. Namun pagi yang dingin ini tak menyurutkan pembeli sego cawuk atau makanan khas Banyuwangi, antre untuk mengisi perut di pagi hari.

Di sudut jalan dr Soetomo Banyuwangi, Mbak Seh (45) ‎warga Kelurahan Kepatihan Banyuwangi, tak henti-hentinya melayani pelanggan. Meski warungnya hanya di emperan toko, tidak membuat warungnya kalah pamor dengan restoran dan kios makanan lainnya.

Namun pagi ini agak sedikit berbeda. Sudah dua hari ini warungnya diserbu oleh‎ pemudik dari Bali dan kota lain, yang sedang merayakan lebaran di kampung halamannya.

"Bosen makan satu gule dan masakan lebaran saya bersama dengan keluarga ingin mengenang kembali sego cawuk yang dulu makanan kita sarapan," ujar Khoirul (34), kepada detikcom, Kamis (31/7/2014).

Menurut pria yang sudah menetap di Denpasar selama 12 tahun ini, sego cawuk memiliki memori tersendiri saat dirinya bersekolah di Banyuwangi. Setiap pagi, sebelum berangkat sekolah selalu menyempatkan diri sarapan di warung itu.

"Kalau dulu harganya masih Rp 100 rupiah. Sekarang sudah Rp 8 ribu per piringnya," tandas pria berkumis tersebut.

Lain lagi Fika (28), pemudik asal Bandung ini baru pertama kali mencoba sego cawuk Banyuwangi. Dirinya mencoba setelah diajak oleh orang tuanya yang asli Banyuwangi.

"Enak juga, maknyus kayak yang ada di televisi," ujarnya.

Selain mencoba sego cawuk, Fika mengaku sudah mencoba rujak soto dan sego tempong. Makanan khas Banyuwangi ini sudah dia kenal dari orang tua-nya dan dari beberapa berita online di internet.

"Saya sering lihat di online makanan khas tempat‎ ayah saya lahir. Pengen coba dan baru sekarang keturutan," tandasnya.

Sego cawuk adalah ‎kuliner khas Banyuwangi. Nama cawuk diambil dari cara makannya, menggunakan tangan tanpa sendok. Sego cawuk terdiri atas nasi dengan campuran kuah yang terbuat dari parutan kelapa muda, jagung muda yang dibakar dan dicampur dengan timun serta bumbu.

Untuk kelezatan, Sego cawuk perlu ditambah menu tambahan seperti pelasan atau pepes ikan laut, kikil, dendeng, dan telur dimasak pindang.

"Biasanya saat lebaran ini pasti ramai mas, mereka yang pulang kampung mesti makan di sini. Rata-rata saat lebaran saya bisa menjual lebih dari 50 piring sehari," ujar Mbak Seh kepada detikcom.

(gik/try)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.