Kepala Desa Patalan Kecamatan Wonomerto Agus Soleh mengatakan jembatan itu menghubungkan ke beberapa desa di Kecamatan Wonomerto dan Kecamatan Bantaran. Di antaranya Desa Patalan, Jrebeng, Tunggak Cermi, Wonorejo dan Tempuran serta desa Patokan Kecamatan Bantaran.
"Itu termasuk jembatan protokol, karena warga yang mau ke Pasar Patalan harus melewati jembatan itu. Kalau pun tidak melewati jembatan itu, warga yang mau ke pasar harus memutar sekitar 20 kilometer," beber Agus.
Jembatan ambruk karena besi penyangga sudah usang. Tiba-tiba, sekitar pukul 19.30 Sabtu (28/6/2014) malam, jembatan ambruk sepanjang 7 meter. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
"Jembatan itu sudah lama dan jembatan itu merupakan peninggalan Belanda," katanya.
Warga memasang palang darurat untuk rambu lalu lintas. Warga Tunggek Cermi Kecamatan Wonomerto, Abdul Ma'at, berharap pemerintah segera membangunnya kembali. Sebab jembatan tersebut merupakan akses utama warga 2 kecamatan.
"Jangan sampai dibiarkan. Apalagi ini awal puasa, banyak warga hendak ke pasar untuk kebutuhan buka dan sahur," pungkas Ma'at.
(gik/try)