Bagi warga yang tidak sempat memindahkan makam keluarganya, mereka pun terpaksa melakukan ziarah kubur atau nyekar di areal tanggul Lumpur Lapindo. Pemandangan tersebut terlihat menjelang bulan Ramadan.
Kegiatan ziarah kubur ini merupakan tradisi warga menjelang bulan suci Ramadhan. Dari pengamatan detikcom, Kamis (26/06/2014), puluhan warga korban lumpur di dalam areal peta terdampak melakukan ziarah kubur di atas tanggul, tepatnya di titik 21 desa Siring Kecamatan Porong Sidoarjo.
Mereka datang dari Desa Siring, Jatireja, Kecamatan Porong dan dari Desa Kedungbendo Kecamatan Tanggulangin. Salah satu warga korban lumpur Abdul Fatah (51) mengatakan, setiap tahun dirinya selalu nyekar untuk orang tuanya di atas tanggul,
"Kalau mengingat masa lalu, saya sedih karena belum bisa memindahkan kuburan orang tua dan keraba," ujar Fatah di atas tanggul.
Tak hanya dirinya, kata Fatah, masih banyak warga korban lumpur di dalam areal peta terdampak yang juga nyekar di atas tanggul. "Terpaksa seperti ini, mau bagaimana lagi," lanjut Fatah.
Dalam kesempatan itu, Fatah juga menyampaikan jika masih banyak warga yang belum dilunasi ganti rugi pembayarannya. "Ganti rugi saya sebenarnya Rp 2 miliar, tetapi masih kurang Rp 1 miliar," ujar Fatah.
Warga, kata Fatah, sudah tak percaya lagi dengan Minarak Lapindo Jaya (MLJ) yang hanya memberikan janji-janji saja. Bahkan warga berharap agar pemerintah saja yang segera melakukan penggantian ganti rugi.
"Kami mengharap juga kepada presiden baru nanti, agar mengupayakan penyelesaian sisa ganti rugi korban Lumpur Lapindo," tandas Fatah.
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini