Nasib 4 Lokalisasi ketika Surabaya Ditangan Wali Kota Risma

Nasib 4 Lokalisasi ketika Surabaya Ditangan Wali Kota Risma

- detikNews
Rabu, 18 Jun 2014 04:30 WIB
Suasana Dolly di siang hari/Budi S
Surabaya - Dalam kurun 2 tahun sejak 2012, 4 lokalisasi di Kota Surabaya sudah berhasil ditutup oleh Wali Kota Tri Rismaharini. Hari ini, riwayat Dolly dan Jarak diputuskan untuk diakhiri meskpun ada perlawanan dari pekerja lokalisasi setempat.

Keempat lokalisasi yang berhasil ditutup sebelumnya yakni, Dupak Bangunsari dan Tambak Asri yang berada di kawasan Surabaya Utara serta lokalisasi Sememi dan Klakah Rejo yang ada di kawasan Surabaya Barat.

Selain memberikan dana kompensasi, Pemkot Surabaya juga memberikan ketrampilan maupun menyewa rumah bekas wisma untuk digunakan sebagai pusat pelatihan ketrampilan.

Data yang dihimpun, penutupan dua lokalisasi di kawasan Surabaya Utara, Dupak Bangunsari dan Tambakasari dilakukan hanya berjarak setahun.

Lokalisasi pertama yang berhasil ditutup Dupak Bangunsari pada 21 Desember 2012. Saat ditutup, sebanyak 163 pekerja seks yang tersebar di 61 wisma dan 50 mucikari dialihprofesikan.

Meski awalnya mendapat protes keras dari warga sekitar lokalisasi, namun warga terdampak merasakan 'hasil' penutupan dan mampu meraup penghasilan lebih tinggi dibandingkan saat kawasan tersebut menjadi lokalisasi yang rata-rata beromzet Rp 10 juta/bulan.

Risma 'menyulap' kawasan Dupak Bangunsari menjadi usaha produksi makanan kemasan, produk keset, pernik pernik serta jilbab tenun. Para warga yang awalnya menggantungkan perekonomiannya dari wisma dan karaoke kini berbalik 180 derajat.

Selanjutnya, Tambak Asri yang resmi ditutup pada 28 April 2013. Lokalisasi yang memiliki 354 wanita harapan dengan 96 mucikari yang tersebar di RW 6 dan RW 9 Jalan Tambakasri, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan. Para wanita harapan ini tersebar di 90 wisma dan 20 cafe. Total seluruh psk di lokalisasi se Surabaya sebanyak 2.225 wanita harapan.

Sama halnya dengan lokalisasi Bangunsari, Risma memberikan pelatihan dan bantuan kepada warga terdampak. Dari data detikcom, ada seorang warga yang awalnya mendapat bantuan 2 buah mesin cuci untuk usaha laundry, kini sudah memiliki 10 mesin cuci.

Selain itu, rumah bekas wisma beberapa diantaranya disewa oleh pemkot untuk menampung warga untuk mengerjakan jilbab tenun dan pernak pernik yang merupakan limpahan dari Dupak Bangunsari karena kewalahan menerima pesanan.

Tak berhenti Dupak Bangunsari dan Tambak Asri, walikota perempuan pertama di Indonesia ini kembali menutup dua lokalisasi di kawasan Surabaya Barat yakni, Moroseneng dan Klakah Rejo.

Lokalisasi Moroseneng dan Klakah Rejo yang ditutup 22 Desember 2013 ini dihuni sekitar 350 pekerja seks komersial (PSK) dan 90 mucikari.

Sebelum resmi menutup lokalisasi tersebut, wali kota yang diusung PDI Perjuangan ini bersama tokoh masyarakat setempat menggelar deklarasi penutupan yang dikemas pengajian bersama.

Dalam deklarasi itu berisi beberapa poin, yakni warga dan tokoh masyarakat Sememi berkeinginan wilayahnya menjadi wilayah yang bersih, sehat, aman, nyaman, dan bebas prostitusi.

Para penghuni lokalisasi mendapat bantuan yang tidak berbeda dengan nilai bantuan untuk lokalisasi yang sudah ditutup terlebih dahulu. Yakni bantuan sebesar Rp 5 juta untuk mucikari dari Pemprov Jatim dan sekitar Rp 3 juta untuk PSK dari Kementerian Sosial.

(ze/gik)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.