Puluhan Santriwati Keracunan Mie Instan dan Telur

Puluhan Santriwati Keracunan Mie Instan dan Telur

- detikNews
Kamis, 29 Mei 2014 21:57 WIB
Banyuwangi - Puluhan santri Pondok Pesantren Majlisus Sa`Adah, Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, mengalami keracunan massal. Para santri yang umumnya perempuan itu mengeluh pusing, mual dan muntah-muntah. Bahkan sebagian lainnya jatuh pingsan usai menyantap makanan selamatan pengajian berupa mie instan dan telur rebus.

Keracunan massal ini bermula, saat para santriwati ini menyantap makananan yang dibawa oleh salah seorang wali santri usai melakukan selamatan pengajian pada Rabu (28/5) malam. Secara bergantian, satu persatu santriwati bertumbangan dan baru dapat di evakuasi pada Kamis ini.

“Saya muntah dan mules setelah makan mie dan telur rebus setelah pengajian. Kemudian saya telepon keluarga untuk menjemput saya, untuk pergi ke dokter. Soalnya di sini banyak yang keracunan,” ujar Vivi (17), salah satu santriwati kepada detikcom, Kamis (29/5/2014).

Satu persatu dari kurang lebih 60 orang santriwati itu terpaksa diangkut ambulans menuju puskesmas secara bergantian. Sebagian santriwati lainnya terpaksa digotong dan dibawa pulang oleh keluarganya untuk dirujuk ke rumah sakit dan puskesmas terdekat.

Sementara puluhan korban lainnya harus mengantri untuk mendapatkan perawatan tim medis di aula Pondok Pesantren. Menurut salah satu tim medis, dr Bambang, hasil diagnosa sementara puluhan santri ini mengalami keracunan dari bakteri makanan.

Mereka yang parah harus di rawat inap dan dipusatkan di puskesmas atau Rumah Sakit Umum Krikilan, Banyuwangi. Namun hingga kini, tim medis kesulitan mendapatkan sampel sisa makanan yang diduga telah dibuang oleh pihak Pondok Pesantren asuhan Kyai Hamdi Ali Mufi ini.

"Hasil diagnosa sementara ini keracunan bakteri makanan, harus rawat inap. Sementara pihak kami kesulitan mencarai sample makananan tersebut untuk diteliti di laboratorium," ujar Bambang.

Hingga saat ini, pengurus Pondok Pesantren Majlisus Sa`Adah masih belum bisa dikonfirmasi terkait keracunan massal tersebut. Mereka enggan berkomentar meski didesak sejumlah wartawan.

(bdh/vid)
Berita Terkait