Pendapat itu disampaikan Sosiolog Universitas Airlangga Tuti Budiraharjo. "Ya wajar sekali beliau marah. Dia merawat, lalu dirusak. Jerih payahnya dirusak ya marah," sahut Tuti melalui sambungan telepon, Senin (12/5/2014).
Ekspresi kemarahan Risma ini bukan sesuatu yang dibuat-buat atau drama. Menurut Tuti, kemarahan wali kota merupakan karakter warga Surabaya. Jika tersulut, maka akan cenderung langsung mengutarakan.
"Orang surabaya itu langsung ceplas-ceplos kalo marah, tapi biasanya habis marah, ya selesai. Itu karakter Surabaya," tambahnya.
Namun apakah mungkin Risma menyimpan dendam terkait masalah ini yang dapat berujung panjang? Tuti menilai dendam atau tidaknya tergantung pribadi masing-masing. Namun menurutnya Risma adalah personal yang ceplas-ceplos dan tidak peduli image orang lain menilai dirinya.
"Bu Risma adalah orang yang apa adanya," pungkasnya.
Risma termasuk wali kota yang sangat peduli pada keindahan kota, terutama soal taman-taman. Ia marah besar setelah Taman Bungkul rusak karena dijadikan lokasi acara pembagian es krim gratis, Minggu (12/5) kemarin. Saking jengkelnya, Risma juga akan berniat melaporkan penyelenggara ke polisi.
(gik/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini