Aneka Kerusakan Taman Bungkul Akibat Acara Bagi-bagi Es Krim Gratis

Aneka Kerusakan Taman Bungkul Akibat Acara Bagi-bagi Es Krim Gratis

- detikNews
Minggu, 11 Mei 2014 16:40 WIB
Aneka Kerusakan Taman Bungkul Akibat Acara Bagi-bagi Es Krim Gratis
Foto: Zainal Effendi/detikcom
Surabaya - Acara 'Wall's Ice Cream Day' di Taman Bungkul Surabaya membuat tanaman di taman dan jalur hijau berantakan. Wali Kota Risma marah besar.

Bagi-bagi es krim gratis yang dilakukan oleh PT Unilever Indonesia, Minggu (11/5/2014) pagi ini mendapat sambutan ribuan warga. Warga dengan menggunakan kaos berwarna merah, berduyun-duyun datang ke lokasi untuk mendapatkan es krim.

Sayangnya, kedatangan ribuan warga di Taman Bungkul di Jalan Raya Darmo tidak diantisipasi oleh panitia. Mereka 'menggasak' taman seolah tengah berada di lapangan terbuka. Akibatnya, keindahan taman nyaris sirna. Separah apa kerusakan taman yang menjadi ikon Kota Surabaya dan jalur hijau yang menjadi pembatas jalan ini?

Foto: Zainal Effendi/detikcom

1. Papan Peringatan Roboh

Foto: Zainal Effendi/detikcom
Papan peringatan larangan membuang sampah di Taman Bungkul ikut roboh akibat diterjang warga yang ingin mendapat es krim gratis. Selain itu, tanaman yang berada di sekitar papan peringatan itu juga terlihat rata dengan tanah.

1. Papan Peringatan Roboh

Foto: Zainal Effendi/detikcom
Papan peringatan larangan membuang sampah di Taman Bungkul ikut roboh akibat diterjang warga yang ingin mendapat es krim gratis. Selain itu, tanaman yang berada di sekitar papan peringatan itu juga terlihat rata dengan tanah.

2. Tanaman Layu

Foto: Zainal Effendi/detikcom
Pembangunan Taman Bungkul memakan waktu yang tidak lama. Namun akibat acara pembagian es krim gratis yang hanya beberapa jam itu, tanaman-tanaman yang telihat hijau langsung layu akibat terinjak-injak massa.

"Sudah 10 tahun kami bikin itu. Itu semua uang rakyat," kata Risma kesal.

2. Tanaman Layu

Foto: Zainal Effendi/detikcom
Pembangunan Taman Bungkul memakan waktu yang tidak lama. Namun akibat acara pembagian es krim gratis yang hanya beberapa jam itu, tanaman-tanaman yang telihat hijau langsung layu akibat terinjak-injak massa.

"Sudah 10 tahun kami bikin itu. Itu semua uang rakyat," kata Risma kesal.

3. Sampah Berserakan

Foto: Zainal Effendi/detikcom
Selama ini, Taman Bungkul dikenal bersih dan rapi. Tak salah, jika yang terletak di Jalan Raya Darmo ini diganjar penghargaan internasonal. Tapi dalam sekejap, akibat acara bagi-bagi es krim gratis, sampah berserah di kawasan sekitar taman.

Dengan masih menyimpang kesal, Risma turun tangan. Bersama jajaran dan stafnya, ia memunguti sampah tersebut. Sulit dibayangkan betapa marahnya pejabat yang gila taman ini mengetahui kondisi tersebut.

3. Sampah Berserakan

Foto: Zainal Effendi/detikcom
Selama ini, Taman Bungkul dikenal bersih dan rapi. Tak salah, jika yang terletak di Jalan Raya Darmo ini diganjar penghargaan internasonal. Tapi dalam sekejap, akibat acara bagi-bagi es krim gratis, sampah berserah di kawasan sekitar taman.

Dengan masih menyimpang kesal, Risma turun tangan. Bersama jajaran dan stafnya, ia memunguti sampah tersebut. Sulit dibayangkan betapa marahnya pejabat yang gila taman ini mengetahui kondisi tersebut.

4. Tanaman-tanaman Berharga Rusak

Foto: Zainal Effendi/detikcom
Berapa kerugian akibat rusaknya taman dan jalur hijau? Angkanya memang belum jelas. Tapi Wali Kota Risma memastikan kerugiannya miliaran rupiah.

Menurut Risma, beberapa tanaman di jalur hijau yang mati akibat di antaranya jenis pandan lorek dan pagoda.

"Kalau pandan lorek dengan ukuran sebesar ini (diameter 10 cm) kalau dijual Rp 100 ribu/tanaman. Belum yang Pagoda, itu Rp 100 ribu per meternya dan saya tadi lihat 2 meter yang rusak mungkin lebih. Dulu tanamnya bertahap karena minimnya anggaran. Ada juga yang mahal-mahal, ini masih kita data," ungkapnya.

4. Tanaman-tanaman Berharga Rusak

Foto: Zainal Effendi/detikcom
Berapa kerugian akibat rusaknya taman dan jalur hijau? Angkanya memang belum jelas. Tapi Wali Kota Risma memastikan kerugiannya miliaran rupiah.

Menurut Risma, beberapa tanaman di jalur hijau yang mati akibat di antaranya jenis pandan lorek dan pagoda.

"Kalau pandan lorek dengan ukuran sebesar ini (diameter 10 cm) kalau dijual Rp 100 ribu/tanaman. Belum yang Pagoda, itu Rp 100 ribu per meternya dan saya tadi lihat 2 meter yang rusak mungkin lebih. Dulu tanamnya bertahap karena minimnya anggaran. Ada juga yang mahal-mahal, ini masih kita data," ungkapnya.
Halaman 2 dari 10
(bdh/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.