Acara sedianya menghadirkan kembali Kota Malang masa lampau di sepanjang Alun-Alun Merdeka sampai Jalan Basuki Rahmat Kota Malang, justru mengundang kemacetan parah saat itu.
Kota Malang lumpuh, karena akses jalan dipadati kendaraan. Anton naik pitam, lantaran banyak masyarakat menyalahkan Pemkot Malang.
"Saya banyak mendapatkan kecaman dan dari masyarakat melalui media sosial, seolah saya biang utama efek dari MTD itu," sesal Anton kepada wartawan, Senin (5/5/2014).
Anton menegaskan seharusnya semua pihak utamanya, Yayasan Inggil sebagai konseptor acara memikirkan dampak dari kegiatan itu.
"Tujuan acaranya baik untuk Ikon Kota Malang, tapi tidak begini caranya," tegas Anton.
Pemkot Malang juga mengaku banyak mendapatkan teguran dari pihak keamanan termasuk kepolisian terkait dampak dari pagelaran tersebut.
"Katanya sudah koordinasi dengan dinas kebudayaan, namun harusnya mereka koordinasi lagi dengan saya. Saya tak tahu konsepnya seperti apa, hanya imbasnya saja kena ke saya," cetus Anton.
Anton sendiri, mengaku melihat sendiri komentar negatif dari masyarakat Kota Malang terkait efek negatif MTD yang dialamatkan langsung ke pihaknya.
"Saya sampai diancam dan sebagainya ini apa, padahal saya tak tahu acara MTD itu," paparnya.
Kendati demikian, Anton menuturkan acara MTD kedepan harus dikonsep dan ditata dengan benar agar pelaksanaannya tidak merugikan masyarakat Kota Malang. "Harus ditata dulu, jangan langsung main acara saja," tandas politisi PKB belum setahun menjabat ini.
(fat/fat)