"Kami mempunyai ide ini berkaca dari pemilihan gubernur tahun lalu," kata Marwoto, salah satu anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) kepada detikcom, Rabu (9/4/2014).
Marwoto mengatakan, pada pilgub kemarin, suara warga di RT 40 bisa dikatakan sangat minim. Dari 349 Daftar Pemilih Tetap (DPT), yang menggunakan hak pilihnya tidak ada setengahnya.
"Kmai kemudian berpikir, apa yang harus kami lakukan agar warga antusias untuk mencoblos. Akhirnya kami mendapat ide pemberian door prize," lanjut Marwoto.
Marwoto menambahkan, ada 29 door prize yang disediakan yang terdiri dari kaos, payung, dan baju. Meski door prize nya sederhana, namun iming-iming hadiah itu mampu menarik antusias warga untuk melakukan coblosan.
"Di pilgub kemarin di jam 10.00 WIB, TPS sudah sepi. Sekarang TPS masih ramai seperti yang anda lihat, bahakn masih banyak yang antre," ujar Marwoto menunjukkan keberhasilan ide tersebut.
Marwoto menerangkan jika dana untuk membeli door prize tersebut berasal dari patungan petugas KPPS. "Honor kami setengahnya digunakan untuk membeli door prize tersebut," pungkas Marwoto.
Dari pengamatan detikcom, door prize itu digantung di atas tenda. Setiap door prize dibungkus plastik yang sudah diberi nomor. Seusai mencelupkan jari pada tinta, warga dipersilahkan mengambil sedotan kecil yang di dalamnya berisi kertas undian. Bila kertas undian tertulis angka, berarti warga tersebut berhak atas door prize sesuai nomor.
"Waduh, kertas undiannya kosong," ujar Marni yang gagal mendapatkan door prize.
Marmi mengaku tertarik datang ke TPS karena adanya door prize tersebut. Meski gagal mendapatkan hadiah, namun Marni sennag karena telah menggunakan hak suaranya.
"Namanya juga untung-untungan, kalau nggak dapat ya tidak apa-apa," ujarnya.
(bdh/bdh)