Pasangan Asep Nugraha dan Sri Dentari 'beternak' lintah di rumahnya yang berada di Jalan Pulo Wonokromo 255 Surabaya. Kini, lintah yang dibudidayakan sudah sekitar 1.000 ekor.
Agar berkembang subur, lintah-lintah tersebut ditampung di kolam yang berukuran 2 x 4 meter. Kolam budidaya milik Kang Asep ini sederhana dan diberi rerumputan agar lintah berkembangbiak dengan baik.
"Lintah-lintah ini saya budidayakan untuk beragam pengobatan," ujar Asep kepada detikcom, Jumat (4/4/2014).
Untuk makanan lintah, Asep lebih memlih memberi belut daripada darah sapi. Alasannya, kandungan darah pada belut cukup banyak serta tidak mengotori kolam.
"Makannya belut 2 minggu sekali. Setiap kali makan, sebanyak 2-3 belut," terangnya sambil memasukkan 2 ekor belut ke kolam. Tak berselang lama, tubuh belut tersebut langsung dikeroyok lintah.
Dari ketelatenannya itu, Asep bisa memanen lintah-lintah piaraannya setiap 6 bulan sekali. Rata-rata setiap kali panen bisa mencapai 100 ekor.
Asep menegaskan, lintah yang sudah dipanen tidak dijual bebas, tapi digunakan untuk keperluan balai pengobatan miliknya yakni terapi lintah.
(roi/gik)