Fasilitas Tak Memadai, 19 Bayi di Pondok Incerah Terserang ISPA

Fasilitas Tak Memadai, 19 Bayi di Pondok Incerah Terserang ISPA

- detikNews
Sabtu, 29 Mar 2014 16:37 WIB
Mojokerto - Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto, 19 bayi dan balita di pondok Incerah terserang infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Bahkan lima bayi harus mendapatkan perawatan di rumah sakit kerena kondisi kesehatannya yang buruk.

Menurut Kadinkes Kabupaten Mojokerto dr Endang Sri Woelan, fasilitas di pondok bayi Incerah masih jauh dari kata layak. Ruangan untuk 19 bayi dan balita yang hanya satu ruangan saja, membuat penularan penyakit semakin cepat. Tidak seharusnya, bayi dan balita ditempatkan dalam satu ruangan.

"Tempat minum bayi (dot) satu untuk beberapa bayi, sehingga penularan penyakit ISPA sangat cepat, selain itu temperatur ruangan juga berpengaruh pada kesehatan bayi. Sejak empat hari lalu sudah kami sarankan untuk dibawa ke bidan desa, namun tidak ada tanggapan," kata Endang kepada detikcom saat memeriksa kesehatan bayi-bayi Incerah, Sabtu (29/3/2014).

Setelah dilakukan pengecekan satu per satu kesehatan bayi, dinkes menemukan semua bayi terserang ISPA. Separuh diantaranya terkena penyakit kulit berupa bercak-bercak merah. Bahkan satu bayi berusia 1,5 bulan dalam kondisi kurang gizi. Berat badan bayi yang bernama Jhosalin ini hanya 2,9 Kg. Dinkes mengeluhkan tidak adanya data imunisasi dari 19 bayi dan balita tersebut.

"Ada satu bayi yang dilihat dari KMS-nya kurang gizi, karena bayi baru lahir harusnya ASI. Kami sarankan kepada pengasuhnya untuk dibawa ke RSUD dr Sukandar untuk ditangani dokter spesialis anak. Begitu juga empat bayi lainnya yang sedang sakit kita sarankan dibawa ke RSUD," ungkapnya.

Selain fasilitas yang buruk, Endang menambahkan, pengasuh di pondok bayi Incerah juga asal-asalan dalam merawat bayi-bayi ini. Jumlah perawat sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah bayi dan balita yang harus dirawat.

"Pengasuh cara merawat bayi asal-asalan. Harusnya punya kemampuan untuk merawat bayi, meskipun tidak perawat minimal pernah mendapatkan pelatihan merawat bayi. Satu perawat maksimal 3 bayi, namun kenyataannya sembilan belas bayi yang merawat hanya 4 perawat," jelas Endang.

Dari pantauan detikcom di pondok bayi Incerah, ruangan yang digunakan untuk merawat 19 bayi dan balita hanya 3 x 7 meter. Dalam ruangan ini tersedia 3 tempat tidur bayi dan karpet lantai yang ditempatkan di lantai. Tiga orang perawat terlihat menjaga bayi-bayi yang asik bermain di lantai ruangan.

"Dua bayi yang sakit akan kami bawa ke RSUD agar segera mendapatkan perawatan," kata Yudha Hadi, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Mojokerto.

Diberitakan sebelumnya, pondok Bayi Incerah yang berlokasi di Dusun/Desa Seduri, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto diprotes warga sekitar, Rabu (26/3/2014). Selain belum memiliki izin, pondok yang menampung 19 bayi tidak jelas asal-usulnya ini mengganggu ketenangan warga sekitar.

Di pondok tersebut dirawat sejumlah 8 bayi perempuan dan 11 bayi laki-laki. Bayi-bayi ini dirawat dalam satu ruangan yang dilengkapi dengan tiga buah tempat tidur bayi. Beberapa perawat terlihat merawat bayi-bayi mungil ini.


(iwd/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.