Jelang Pemilu, Hasyim Muzadi Kumpulkan Kiai Pesantren

Jelang Pemilu, Hasyim Muzadi Kumpulkan Kiai Pesantren

- detikNews
Sabtu, 29 Mar 2014 14:43 WIB
Surabaya - Menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2014, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengumpulkan ratusan kiai pengasuh pondok pesantren, di Ponpes Sukorejo, Asembagus, Situbondo.

Dikumpulkannya para kiai yang dikemas dalam acara konferensi internasional dengan menghadirkan narasumber dari dalam negeri maupun luar negeri itu digelar untuk memberikan pemahaman kepada kalangan pimpinan ponpes tentang demokrasi yang berkembang di Indonesia.

"Nilai-nilai Pancasila sekarang mulai ditinggalkan, sehingga mempengaruhi budaya politik dan hukum," kata Hasyim kepada wartawan sebelum acara konferensi internasional itu dibuka, Sabtu (29/3/2014).

Hasyim yang juga Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) menambahkan, demokrasi politik di Indonesia sekarang ini tak seimbang dengan perkembangan demokrasi ekonomi. Katanya, demokrasi saat ini sedang dikuasai oleh pemilik modal dan mengakibatkan demokrasi transaksional.

"Maka tanggungjawab dari orang-orang yang terpilih hasil pemilu legislatif dan pemilu presiden adalah mengembalikan Indonesia ke nilai-nilai Pancasila," tegasnya.

Konferensi Internasional yang rencananya berlangsung selama dua hari (29-30 Maret 2014) akan dibuka Menteri Agama Suryadharma Ali dan Wakil Menteri Luar Negeri Wardhana.

Acara tersebut juga membahas isu perdamaian di Timur Tengah, sehingga mengundang nara sumber dari luar negeri seperti Syeikh Ali Jumah (Mesir), Syeikh Ahmad Badrudin Hassoun (Syria), Dr. M. Yisif (Maroko), Syeikh Abdul Karim Dibaghi (Aljazair), Syeikh Mahdi Bin Ahmad Assumaidi (Irak). Selain itu, hadir intelektual Mesir Dr Moh Imaroh dan kolumnis harian Al Ahrom Mesir, Fahmi Huawaidi.

"Kami ingin melihat perkembangan Timur Tengah setelah Arab Spring yang masih ditandai dengan pergolakan di Mesir dan Syiria," tuturnya.

Pihaknya juga mengingatkan kepada seluruh umat Islam di dunia bahwa, moderasi adalah jalan terbaik untuk menciptakan perdamaian di dunia. Mengembangkan pengertian dan implementasi Islam yang rahmatan lil alamin.

Hasyim menambahkan juga mempromosikan Pancasila di luar negeri sebagai alternatif ideologi negara pluralis tanpa terikat dengan selularisme maupun fundamentalisme.

Serta mengangkat kembali marwah NU, kiai dan ulama Indonesia yang belakangan ini dinilai pihak luar negeri mengalami penurunan. "Perlu kita angkat kembali marwah NU dan pesantren di mata dunia internasional," tandasnya.

(roi/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.