Hal ini mengundang tanda tanya sejumlah warga karena dianggap tak lazim. Adalah KH Abdurrahman atau yang lebih dikenal dengan Kiai Albajigur. Dia dinilai nyentrik oleh sejumlah warga karena membuat perahu besar berukuran panjang 14 meter dan lebar 4 meter. Dan saat ini perahu telah selesai pembuatannya.
Ratusan warga sekitar dikerahkan untuk menarik perahu dari atas bukit untuk diturunkan ke laut. Rencananya perahu ini akan dibawa ke Pantai Salopeng sekitar 20 KM dari rumah sang kiai di Desa Tenunan Kecamatan Manding Sumenep.
Sejak dibuat 4 bulan lalu, sejumlah warga merasa heran, karena pembuatan perahu dilakukan sangat tidak lazim di atas bukit dan jauh dari laut. Bahkan beberapa warga sempat khawatir akan ada banjir besar seperti yang terjadi pada zaman Nabi Nuh yang membuat perahu di atas gunung.
"Saya heran saja melihat perahu dibuat di atas gunung dan jauh dari laut," kata Saiful, seorang warga Sumenep yang bersiap ikut menurunkan perahu ke laut kepada detikcom di lokasi, Minggu (23/3/2014).
Pembuatan perahu ini dilakukan di depan masjid di atas bukit yang merupakan tempat tinggal Kiai Abdurrahman. Selama ini, kiai tersebut terkenal memiliki puluhan santri yang mengalami masalah kejiwaan atau gila. Bahkan karena sering kabur para santrinya diikat dengan rantai besi di kakinya.
Sejak dibuat 4 bulan lalu sampai saat proses penurunan pukul 13.00 WIB, perahu tersebut menjadi tontonan warga di sepanjang jalan. Bahkan sejumlah anggota TNI juga ikut membantu menurunkan perahu ini.
Sang kiai mengaku ide pembuatan perahu ini sudah muncul 4 tahun lalu, saat dirinya menunaikan ibadah umrah ke tanah suci Makkah.
"Selain itu, sang kiai juga ingin mengingatkan warga sejarah yang pernah dilakukan Nabi Nuh," jelas Kiai Abdurrahman.
Dia mengaku perahu ini diberi nama 'Rofa'tut Thoir' yang berarti burung terbang. Artinya perahu ini diharapkan bisa berguna seperti burung yang tidak hanya bisa singgah di daratan, tapi juga bisa menjangkau pulau-pulau dimanapun.
"Burung kan terbang kemana-mana, jadi perahu ini mungkin nanti bisa singgah ke pulau-pulau untuk berdakwah," tambahnya.
Rencananya, perahu ini bukan untuk mencari ikan. Melainkan sebagai sarana dakwah sang kiai untuk menyebarkan ajaran Islam ke sejumlah pulau yang ada di Madura.
(fat/fat)