"Jembatan putus sepanjang 10 meter, sementara sisanya amblas,"kata Andrias, seorang perangkat Desa Semen, ketika dikonfirmasi detikcom di lokasi kejadian, Selasa (25/2/2014).
Jembatan yang baru saja selesai dibangun sekitar 4 bulan lalu menurut Andrias menghabiskan anggaran sekitar Rp 120 juta lebih.
"Akibat jembatan putus ini, sekitar 23 KK warga Kampung Aceh, Desa Slumbung, Gandusari terisolir karena jembatan ini akses satu-satunya," imbuh Andrias, sembari bergotong-royong dengan warga lainya.
Sementara, Bupati Blitar Herry Nugroho beserta rombongan yang datang ke lokasi, menyatakan putusnya jembatan Kali Kebo ini, murni akibat terjangan lahar hujan yang disertai material vulkanik bercampur batu.
"Ini bukan karena kualitas bangunan yang tidak bagus, namun karena celah jembatan yang dialiri air, tak mampu menampung, jadi jembatan rusak," bantah bupati kepada detikcom di lokasi kejadian.
Herry menambahkan, jika Pemkab Blitar akan segera membangun jembatan darurat untuk sementara waktu, agar masyarakat bisa kembali beraktivitas.
"Pemkab juga akan memperbaiki dan membangun jembatan ini kembali, tentunya setelah koordinasi dengan berbagai pihak, setelah tidak ada dampak Kelud," pungkas Herry Nugroho.
Jembatan Kali Kebo selesai dibangun akhir tahun lalu, sebagai akses keluar masuk kendaraan warga Kampung Aceh, serta jalur untuk mengangkut hasil pertanian warga ke Pasar Semen.
Jembatan ini merupakan satu-satunya akses yang paling mudah, dan menjadi tumpuan warga selama ini. Sementara ini, putusnya jembatan membuat warga harus memutar melalui jalan tikus, dengan rute tempuh 7 km untuk keluar kampung.
(bdh/bdh)