"Itu (pembangunan MRT) semua akan dibiayai APBN," kata Tri Rismaharini, Rabu (5/2/2014).
"Insya Allah nanti aku finalkan lagi ke menteri, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Kementerian Keuangan untuk membahas itu. Kalau benar bisa, kan bisa jadi embrio untuk regional," kata Risma lagi.
Ya, kabar baik itu muncul saat Pemkot Surabaya mengikuti rapat dengan Bappenas di Jakarta. Namun ini hanya wacana.
"Belum melalui surat, masih dibicarakan saat rapat dengan Bappenas Pemkot Surabaya di Jakarta," tambah Kepala Bappeko Surabaya Agus Imam Sonhaji.
Agus juga menjelaskan bahwa sejak launching rancangan MRT pada sekitar tahun 2010 pemkot sebenarnya ingin proyek ini dibiayai APBN. Namun saat itu mungkin pemerintah pusat belum tertarik.
Namun kala itu pemkot bukannya mundur. Potensi kemacetan di kota besar menjadi alasan utama pemkot tetap yakin akan membangun MRT meski tanpa bantuan pemerintah pusat.
"Karena pemkot melihat situasi macet terus menjalar hebat. Yasudah, kalau pemerintah pusat belum tertarik, artinya kami harus memakai kerja sama dengan swasta," papar Agus.
Pemkot Surabaya memang telah melakukan beberapa tahap pembangunan proyek MRT. Setelah market sounding yang dihadiri lebih dari 60an investor, MRT juga telah memasuki tahap beauty contest.
"Kami kan juga masih aktif berkomunikasi dengan pusat. Eh kemarin ditawarkan, bagaimana kalau MRT Surabaya dibiayai APBN? ya kami langsung siap," ujar dia.
Dalam waktu dekat ini Risma bersama staf Bappeko berencana kembali ke Jakarta untuk memastikan pembiayaan MRT Surabaya. "Nanti kami urus surat-menyurat dokumen yang lebih pasti jadinya bagaimana," pungkas Agus.
(bdh/bdh)