Tolak Selamatan, Ratusan Warga Nyaris Bentrok dengan Pengikut Aliran MTA

Tolak Selamatan, Ratusan Warga Nyaris Bentrok dengan Pengikut Aliran MTA

- detikNews
Rabu, 15 Jan 2014 18:10 WIB
Polisi halau warga dan pengikut MTA saat menggelar kegiatan/Inam Tohari
Magetan - Ratusan warga Desa Banjarejo Kecamatan Maospati, Magetan, nyaris bentrok dengan ratusan jamaah pengikut aliran MTA (Majelis Tafsir Al-Quran) dari luar desa.

Peristiwa ini terjadi lantaran warga Desa Banjarejo menolak kedatangan ratusan pengikut MTA dari luar desa yang akan menggelar kegiatan pengajian di rumah Amir Sari, salah seorang janda pengikut aliran MTA di desa setempat.

Namun ratusan massa MTA yang datang dengan mengendarai motor dan mobil tersebut tak mau pulang dan berusaha menerobos massa. Akibatnya bentrokan pun nyaris terjadi. Beruntung sejumlah polisi dan TNI yang turun di lokasi segera melerai dan memaksa para pengikut MTA untuk pulang.

Ketegangan antara massa MTA dengan warga tersebut terjadi hanya berjarak sekitar dua ratus meter sebelum lokasi rumah milik janda. Dan ketegangan kali ini merupakan peristiwa yang ke tiga kalinya.

Menurut warga, sejak awal warga sudah menolak aliran MTA masuk dan berkembang di desa tersebut sebab ajarannya dianggap meresahkan dan bertolak belakang dengan tradisi budaya warga setempat.

"Kemarin sudah ada kesepakatan bahwa pengikut MTA tidak akan mengadakan pengajian di desa sini. Tapi mereka tetap memaksa, ya akhirnya warga sini memblokade mereka supaya membatalkan," kata seorang warga Desa Banjarejo, Sadikun, Rabu (15/1/2014) sore.

Sementara Kasubbag Humas Polres Magetan AKP Susilo Budi Santoso mengatakan, massa MTA terpaksa disuruh pulang dan membatalkan pengajian sebelum warga emosi dan menyerang mereka.

"Kita terpaksa memulangkan jamaah MTA dari pada nanti terjadi benturan," ujar Kasubbag Polres Magetan AKP Susilo Budi Santoso.

Sebelumnya, aksi ketegangan antara warga Desa Banjarejo dengan pengikut MTA sudah terjadi dua kali. Warga menolak ajaran MTA masuk dan berkembang di Desa Banjarejo karena ajarannya dianggap meresahkan.

Seperti melarang tahlilan, selamatan atau yasinan. Padahal warga Desa Banjarejo sudah melakukan dua kegiatan tersebut dan sudah menjadi tadisi turun temurun.

(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.