Kesedihan mendalam dirasakan Tukiran pasca tewasnya Khusnul Chotimah, Santoso dan Muhammad Prayudi (bukan Wahyudi). Istri dan kedua anaknya itu tewas usai ditabrak Bus Sugeng Rahayu tujuan Surabaya-Yogjakarta dengan nopol W 7100 UZ di embong miring Perak, Kamis (26/12/2013) malam.
"Sedih sekali ketiga-tiganya tidak ada, sekarang saya tinggal sendirian," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (27/12/2013).
Tukiran berharap agar supir bus dihukum setimpal sesuai dengan kesalahannya. Dia menambahkan agar pemerintah segera mencabut surat izin trayek Bus Sugeng Rahayu yang dulunya bernama Sumber Kencono itu.
"Supaya dihukum seberat-beratnya. Izin trayeknya dicabut oleh pemerintah karena sering terjadi kecelakaan melibatkan bus tersebut," kata Tukiran.
Sementara itu, pihak kepolisian hingga kini masih belum bisa dikonfirmasi terkait kecelakaan dan pembakaran bus Sugeng Rahayu tersebut.
Ketiga korban telah dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat pagi tadi. Keluarga korban yang datang ke rumah duka tampak sangat berduka. Beberapa diantaranya tidak mampu membendung air mata kesedihan pasca peristiwa tragis yang menimpa ketiga korban.
Sedangkan Bus Sugeng Rahayu yang tinggal kerangkanya dievakuasi ke Satlantas Polres Jombang Jalan
Diberitakan sebelumnya, Bus Sugeng Rahayu dibakar warga setelah menabrak 3 pengendara motor hingga tewas di embong miring Desa Ngemplak, Kecamatan Perak, Jombang, Kamis (26/12/2013) malam.
Khusnul Chotimah tewas di lokasi kecelakaan, sedangkan kedua putranya, Santoso (5) dan Muhammad Prayudi (16) tewas setelah menjalani perawatan di RSUD Jombang pagi tadi.
(fat/fat)