Pasangan yang berbahagia itu adalah Faturrahman dan Retno Anjani. Mereka menikah di saat Dusun Gondanglegi, Kelurahan/Kecamatan Sutojayan, Blitar dikepung banjir.
Menurut Retno, acara pernikahan tersebut sudah direncanakan semenjak 1 bulan lalu sehingga tidak mungkin untuk ditunda. "Tidak mungkin ditunda karena sudah menjadi kesepakatan kedua keluarga. Meski banjir kami harus tetap laksanakan," kata Retno dari atas perahu karet, Selasa (24/12/2013).
Faturrahman juga mengiyakan pernyataan istrinya. "Sudah mendaftar di KUA, jadi tidak bisa ditunda. Penghulunya sudah mengagendakan hari ini," ujar Faturahman.
Beruntung, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blitar sudah mengetahui rencana pernikahan tersebut. BPBD pun menyediakan perahu untuk kedua mempelai. Kedua mempelai menjadi pusat perhatian warga saat diarak ke rumah mempelai wanita.
Pelaksanaan pernikahanpun berjalan dengan hikmat meski ruangan di dalam rumah masih basah. Keluarga mempelai wanita tidak mempersiapkan tenda mengingat genangan air masih cukup tinggi. Di hadapan penghulu, mempelai pria mengucapkan ijab qobul dengan lancar. Faturrahman dan Retno pun sah menjadi suami istri.
Menurut Amin, orang tua Retno, kendala persiapan pernikahan mungkin hanya pada makanan. Genangan air setinggi 50 cm menghambat kendaraaan yang hendak berbelanja ke pasar.
"Yang paling susah saat hendak berbelanja. Soalnya air masih tinggi. Tapi alhamdulillah semua berjalan dengan lancar meski dengan kondisi seperti ini," Kata Amin
Memasuki hari ke-5, banjir yang melanda Kecamatan Sutojayan masih cukup tinggi di sejumlah titik. Warga pun masih diimbau untuk berada di posko pengungsian saat air sewaktu-waktu naik.
(iwd/iwd)