Diterapi Masudin, Pendengaran 15 Siswa SLB Masih Tetap Sama

Terapi Tuna Rungu di Jombang

Diterapi Masudin, Pendengaran 15 Siswa SLB Masih Tetap Sama

- detikNews
Kamis, 19 Des 2013 11:39 WIB
Siswa SLB di Desa Pandean gagal sembuh/Enggran EB
Jombang - Sekolah Luar Biasa (SLB) berlokasi di Desa Pandean Kecamatan Ngoro, Jombang, beberapa waktu lalu pernah mendapatkan terapi gratis dari pakar terapi gangguan syaraf pendengaran, Masudin. Dari 15 siswa yang ikut terapi, kondisi pendengarannya masih sama dengan sebelum diterapi.

Menurut Guru Tunarungu SLB Kurnia Asih, Sri Sundari kondisi 15 siswanya yang diikutkan terapi kondisinya memang masih memiliki sisa pendengaran. "Mereka masih punya sisa pendengaran, namun tingkatannya beda-beda," jelas Sri Sundari kepada detikcom saat dikunjungi di kantornya, Kamis (19/12/2013).

Dalam kunjungan ke SLB itu, detikcom juga ditunjukkan kondisi pendengaran beberapa siswa yang pernah ikut terapi syaraf pendengaran oleh Masudin. Memang kondisi mereka mampu mendengar suara keras dari jarak setengah meter.

Sri Sundari menceritakan saat itu, Jumat (29/11/2013), ke-15 siswanya diterapi oleh Masudin. Mulanya telinga mereka dibersihkan dengan menggunakan cairan khusus berwarna putih. Setelah itu dilakukan terapi pemijatan simpul syaraf pendengaran.

"Setelah dibersihkan saya tanya siswa saya, katanya telinganya panas. Katanya dibersihkan dengan cairan putih gitu," kata Sri Sundari.

Sri Sundari mengakui, dua hari setelah diterapi ada perubahan kemapuan menangkap suara dari ke 15 siswanya tersebut. Dia sempat melakukan pengujian dengan memberikan rangsangan suara, seperti memanggil nama siswa dengan jarak yang lebih jauh dari biasanya.

Selama dua hari pasca terapi itu, Sundari mengaku ada kemajuan. Namun setelah dua hari itu, kondisi pendengaran mereka kembali seperti semula.

"Kami tidak bisa memastikan ada tidaknya perubahan sebelum dan sesudah terapi, tapi yang pasti antara sebelum dan sesudah terapi setelah saya amati tidak ada perubahan," jelas Sri Sundari.

Terapi yang diberikan secara gratis, oleh pakar terapi dari Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro itu selama ini diklaim mampu menyembuhkan secara permanen gangguan pendengaran. Baik gangguan sejak lahir maupun gangguan pendengaran karena faktor lainnya.

Namun kenyataannya, klaim tersebut tidak sepenuhnya benar. Seperti yang dialami oleh 15 siswa SLB Kurnia Asih tersebut.

(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.