Menurut Masudin, belajar terapi hanya butuh kesabaran, ketelitian dan ketelatenan. Saat itu, Masudin mengaku belajar mendalami ilmu syaraf pendengaran dari seorang profesor ahli syaraf kenalannya di Kuala Lumpur Malaysia. Namun Masudin menolak untuk menyebutkan orang yang dianggapnya sebagai guru tersebut.
"Setiap satu bulan sekali saya ke Kuala lumpur untuk belajar privat ke guru saya itu. Sejak tahun 2004 sampai 2008 saya bolak-balik ke Malaysia," jelasnya.
Setelah empat tahun menimba ilmu dari gurunya, Masudin merasa mahir melakukan pengobatan gangguan syaraf pendengaran. Sehingga pada tahun 2009, Masudin mulai menerapkan ilmunya dengan mengobati pasien tuna rungu dari kampung ke kampung di Jombang.
"Awalnya saya coba mengobati pasien di Kuala Lumpur dan Jombang. Saat itu tidak banyak yang percaya, bahkan dulu awal saya mencari pasien keliling kampung malah dianggap tukang sulap. Padahal saat itu saya gratiskan," jelas Masudin mengenang perjalanan masa lalunya.
Selanjutnya, pada pertengahan tahun 2011 Masudin memutuskan menekuni usaha terapinya. Dia mulai membuka praktik terapi di rumahnya. Guna menunjang profesinya itu, Masudin mulai melakukan promosi melalui media massa untuk memperkenalkan jasa pengobatan alternatif yang dia miliki.
Namun setelah semakin banyak masyarakat yang mengenal Masudin, baik dari pengakuan pasien-pasien yang pernah dia obati, maupun dari media massa yang memberitakan, kini ribuan pasien telah dia tangani. Bahkan dia mengklaim telah menyembuhkan pasien-pasiennya secara permanen dari gangguan syaraf pendengaran.
"Kalau dihitung ya ribuan pasien yang sudah saya terapi, Alhamdulillah semua sembuh secara permanen. Baik gangguan saraf sejak lahir maupun akibat faktor lain pada anak-anak maupun dewasa," pungkasnya.
(fat/fat)