Saat mengunjungi tempat praktik Masudin di Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro, Jombang, Kamis (19/12/2013), detikcom berkesempatan melihat langsung metode yang digunakan Masudin menyembuhkan pasiennya.
Seperti yang dialami seorang pasien asal Bekasi, Nur Fadilah (12). Putri dari pasangan Nur Arif dan Yanti ini pun mendapatkan pijatan lembut dengan tangan kosong Masudin sang terapis. Pijatan di bagian belakang leher Nur hanya sebentar, kurang dari setengah menit saja.
Setelah itu, Nur didengarkan musik dari sebuah pemutar musik mini yang ditempelkan di telinga Nur. Sambil tersenyum, Nur memegangi kotak musik (musik boks) tersebut seakan menikmati alunan musik. Padahal sebelumnya Nur Fadilah menderita bisu tuli sejak lahir. Hasil tes Audiometri dari rumah sakit pun menunjukkan jika pendengaran Nur tidak bisa merespon gelombang suara apapun.
"Jadi tujuan dipijat itu untuk membuka simpul-simpul syaraf pendengaran yang tidak berfungsi agar kembali normal," jelas Masudin kepada detikcom.
Sementara itu, Yanti, ibu Nur Fadila tak kuasa membendung rasa haru dan bahagia saat melihat sendiri putrinya bisa tersenyum sambil menikmati alunan musik boks. "Saya bahagia mas, walaupun belum pasti sembuh permanen tapi saya sudah sangat senang melihat anak saya seakan bisa mendengar," Ujarnya.
Hal yang sama juga dialami Yulika (21), warga Kediri yang menderita bisu tuli sejak lahir. Yulika datang bersama ibunya, Winarmi (45). Setelah diterapi oleh Masudin, Yulika bisa merespon dengan mengangkat tangannya saat Masudin memanggil namanya dari belakang.
"Walaupun responnya saat saya panggil namanya masih lambat, kadang nyahut kadang tidak, saya tetap bersyukur ada perubahan pada anak saya," kata Winarmi kepada detikcom.
(fat/fat)