"Ini sudah kita lakukan setahun yang lalu, melalui cara-cara persuasif untuk penghuni bangunan dinas milik PT KAI di area ini," ungkap Humas PT KAI Daops 8, Sri Winarto di sela-sela eksekusi, Selasa, (17/12/2013).
Sri mengatakan, hingga dini hari tadi, pihaknya masih membuka lebar pintu untuk menerima warga yang hendak bernegosiasi. Namun, tak ada warga yang datang, hingga akhirnya pagi tadi PT KAI membongkar bangunan-bangunan dinas tersebut.
Dari informasi yang dihimpun detikcom, hingga dini hari warga berjaga dengan membawa samurai dan celurit. Mereka hendak menyerang Stasiun Kalimas. Namun, aksi tersebut tak terjadi, karena banyaknya petugas yang berjaga.
Pagi sekitar pukul 07.30 WIB sempat pula terjadi kericuhan meski tak ada korban di dalamnya. Warga juga sempat membakar ban, kayu, dan batu. Bahkan terjadi pula aksi dorong dengan petugas.
Sementara itu, eksekusi lahan PT KAI ini dikawal ketak oleh sekitar seribu personel kepolisian dibantu oleh anggota KAI.
"Polres Pelabuhan Tanjung Perak menerima sutat permintaan eksekusi dari PT KAI untuk melaksanakan eksekui di area Stasiun Kalimas ini. Kami Menurunkan 1000 peronel, dibantu pula oleh brimob Polda Jatim. Alhamdulilah berjalan lancar dan tidak ada korban," ungkap Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Lily Djafar di lokasi kejadian.
Untuk diketahui, luas bangunan-bangunan dinas di sekitar stasiun Kalimas yang ditempati warga mencapai 1600 m persegi. Total terdapat 20 rumah di dalamnya yang warga non anggota PT KAI. Rencananya, lahan tersebut akan digunakan untuk angkutan barang proyek double track stasiun Pasar Turi.
"Ini tinggal 6 bangunan dari total 20 bangunan. Kami kan bongkar bangunan kami sendiri. Rata-rata bangunan-bangunan dinas ini sudah nggak digunakan oleh anggota PT KAI," tandas Sri.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini