Warga mengaku kecewa sikap perusahaan BUMN tersebut, yang mengesampingkan tenaga kerja lokal. Padahal mereka merupakan warga terdampak polusi debu yang dikeluarkan pabrik semen dalam aktifitas produksi.
"Kemarin ada rekrutment sebanyak 27 plus satu, tapi bilangnya tidak ada," ujar salah seorang warga, Sunoto, dalam orasinya.
"Harusnya kita sebagai warga ring 1 diprioritaskan, bukan malah orang dari luar daerah seperti yang terjadi selama ini," sambungnya kesal.
Sunoto berharap PT Swabina Gatra, selaku anak perusahaan PT Semen Indonesia, yang bergerak d ibidang rekrutmen tenaga kerja bisa memprioritaskan warga sekitar. Pasalnya warga sudah cukup dirugikan dengan polusi udara dan debu yang selama ini ditimbulkan dari produksi semen.
"Kita berharap perusahaan memberi kesempatan warga lokal, karena pemuda-pemuda sini masih banyak yang menganggur," terangnya kepada detikcom usai unjukrasa.
"Desa kami ini tidak hanya ring 1, tapi lokasi pabrik utama ya disini. Jadi bagaimanapun kita harus diprioritaskan," imbuhnya dengan nada tinggi.
Setelah berorasi sekitar 30 menit, perwakilan warga dipersilakan masuk untuk berdialog. Namun dalam pertemuan antara warga dan perusahaan itu belum ada kesepakatan apa pun. Perusahaan hanya berjanji mencarikan solusi.
"Hasilnya belum ada. Katanya masih ditampung dan akan dicarikan solusi. Kalau tidak segera kita akan melakukan demo seperti ini lagi mas," ujar Sunoto mengancam usai pertemuan.
Warga pun kemudian membubarkan diri. Mereka akan menunggu beberapa hari respon perusahaan.
(fat/fat)