Belum Banyak Radiolog yang Upgrade Ilmu Radiologi Modern

Surabaya - Meski sudah ahli membaca imaging alat kedokteran, namun belum banyak dokter spesialis radiologi yang mengupgrade ilmu tersebut. Karena itu, Indonesia masih kekurangan banyak dokter spesialis radiologi modern

"Radiolog Indonesia itu 60 % nya di Jakarta. Dan kurang dari 50 % radiolog belum update ilmunya," kata dr Anggaraini Dwi Sensusiati Sp.Rad(K) kepada wartawan di sela-sela one day symposium and workshop head and neck di Hotel Bumi, Sabtu (12/10/2013).

Dokter spesialis radiologi itu menjelaskan, dokter yang ilmunya belum upgrade tersebut biasnaya adalah dokter daerah. Bagaimanapun juga, kata Anggraini, radiologi selalu berhubungan dengan alat yang selalu update dan semakin hari semakin canggih.

Alat yang canggih, lanjut Angraini, seperti CT scan multi slices biasanya hanya ada di rumah sakit di kota besar. Karena itu, ilmu radiolog di daerah biasanya terkendala oleh alat yang tidak dipunyai.

"Untuk meningkatkan skill dan ketrampilan baru, sebuah simposium dan workshop sangat diperlukan," lanjut Anggraini.

Anggraini bersyukur bahwa keinginan radiolog untuk mengupgrade ilmunya sangat tinggi. Buktinya adalah kuantitas setiap simposium yang diselenggarakan.

"Dalam Setahun kami bisa menyelenggarakan 3-4 kali kegiatan seperti ini. Dan pesertanya selalu membludak. Kami juga meningkatkan kuantitas dengan mengundang radiolog ternama," terang perempuan berjilbab itu.

Anggraini menerangkan, upgrade ilmu radiologi ini sangat penting dan sangat diperlukan. Mengingat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) akan efektif berlaku mulai januari 2014. Bukan tidak mungkin alat kedokteran canggih juga akan diidstribusikan ke rumah sakit daerah.

"Dengan adanya BPJS, rumah sakit tentu saja akan kebanjiran pasien. Dengan ilmu radiologi, suatu penyakit akan diberikan gambaran diagnosa yang lebih tepat sehingga penanganannya bisa lebih cepat," tandas Anggraini.

(idp/iwd)